JAKARTA - Jakarta. Hari ini, Senin (22/6/2020), DKI Jakarta memasuki usia ke-493. Dengan usia hampir lima abad, Jakarta memiliki banyak tempat bersejarah, salah satunya adalah Pasar Tanah Abang di Jakarta Pusat.
Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, dikenal sebagai pusat tekstil grosir terbesar di Asia Tenggara. Siapa sangka, dahulu, tempat penjualan tekstil itu merupakan pasar tempat berjualan kambing.
Baca juga: Tarif endorsement Prilly Latuconsina Rp 100 juta per posting, ini alasannya
Penulis Abduh Chaer dalam bukunya yang berjudul Tenabang Tempo Doeloe mengatakan, Pasar Tanah Abang merupakan pasar kambing dari abad 18 hingga 1950 silam. Pasar Tanah Abang menjadi pasar kambing karena lokasinya yang dekat dengan Kali Krukut.
Para pedagang dengan mudah membersihkan olahan dan kotoran kambing menggunakan air sungai. "Penempatan pedagang kambing di sini memang tepat karena segala kotoran kambing mudah dibersihkan dengan memanfaatkan air sungai," tulis Chaer.
Tanah Abang dipenuhi orang-orang suku Betawi yang pandai menyembelih hingga menguliti kambing. Itulah sebabnya, banyak orang yang suka membeli kambing di Pasar Tanah Abang. Mereka bisa memilih untuk membeli kambing hidup atau meminta langsung disembelih untuk dibawa pulang dagingnya.
Sejarah keberadaan pasar kambing di Tanah Abang juga diceritakan oleh jurnalis senior Alwi Shahab dalam bukunya Batavia Kota Banjir. Alwi menulis, di tempat yang kini berdiri pertokoan itu, dahulu merupakan daerah perkebunan dan tempat untuk menggembalakan kambing. Karena itu, tak heran bila Tanah Abang pernah menjadi tempat menjajakan hasil ternak kambing.
Sebelum menjadi pusat tekstil terbesar di Asia Tenggara, Tanah Abang juga pernah menjadi Markas Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI). Kawasan itu juga pernah menjadi tempat pelarian etnis Tionghoa dalam peristiwa pembantaian tahun 1740.
Baca juga: Harga mobil bekas Toyota Kijang Juni 2020 di Jakarta turun Rp 10 jutaan
Selain itu, Tanah Abang juga dikenal sebagai daerah kuburan atau tempat pemakaman. "Begitu terkenalnya sebagai tempat pemakaman, sampai orang Belanda berseloroh: trug naar Tanah Abang, yang maksudnya kembali ke Tanah Abang masuk liang kubur," kata Alwi dalam bukunya.
(Singgih Wiryono)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Riwayat Tanah Abang, Pasar Kambing yang Kini Jadi Pusat Tekstil Terbesar di Asia Tenggara",
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News