JAKARTA. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memiliki beberapa rencana di balik penertiban permukiman warga Kampung Pulo, di bantaran Kali Ciliwung, Jakarta Timur.
Langkah pertama yang dilakukan Pemprov DKI adalah pembangunan sheetpile atau dinding turap di sisi Kali Ciliwung.
"Prioritas utama saya adalah pembangunan jalan inspeksi, waduk, dan dinding turap. Jadi enggak usah debat sama saya dulu, saya ingin mengembalikan lebar sungai berapa dulu, enggak usah ribut, siapapun yang mau masuk ke sungai berarti tukang reklamasi sungai," kata Basuki, di Balai Kota, Selasa (25/8).
Penertiban permukiman kumuh warga Kampung Pulo, lanjut dia, merupakan program lanjutan penertiban 13 ruko permanen yang berdiri di bantaran Kali Ciliwung. Dinding turap, kata Basuki, berfungsi untuk menahan laju air kiriman dari Bogor saat musim penghujan.
Selain membangun dinding turap, Basuki juga bakal membangun jalan inspeksi. Tak hanya itu, dirinya juga berencana membangun rumah susun di lahan bekas permukiman warga. Namun pembangunan dijalankan setelah relokasi dilakukan di kedua sisi Kali Ciliwung.
"Target saya, tahun ini cuma Kampung Pulo tidak banjir," kata pria yang akrab disapa Ahok itu.
Setelah merelokasi warga ke rusunawa Jatinegara Barat, melalui Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) akan melaksanakan normalisasi Kali Ciliwung. Sebab, awalnya lebar sungai mencapai 20-50 meter. Namun saat ini hanya tersisa 3-5 meter saja.
Basuki menyatakan akan tetap mempertahankan bangunan-bangunan kuno yang ada di kawasan Kampung Pulo. "Saya ingin ada bangunan berarsitektur Belanda. Ada kuburan tua atau masjid yang tua, atau ada model model klenteng, dibuat eco tourism atau eco historis gitu. Ada angkutan di Kali Ciliwung sehingga bisa jalan-jalan," kata Basuki. (Kurnia Sari Aziza)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News