Inilah fenomena Astronomi yang bakal terjadi pekan pertama September 2021

Jumat, 03 September 2021 | 10:54 WIB   Penulis: Arif Budianto
Inilah fenomena Astronomi yang bakal terjadi pekan pertama September 2021

ILUSTRASI. Inilah fenomena Astronomi yang bakal terjadi pekan pertama September 2021


Konjungsi Venus-Spica - 5 September

Selain Pollux, ada bintang lainnya yang juga akan berkonjungsi dengan planet. Yakni Spica, yang merupakan bintang utama di konstelasi Virgo.

Bintang tersebut akan berkonjungsi dengan Venus, puncaknya terjadi pada 6 September 2021 pukul 03.53 WIB/ 04.53 WITA/ 05.53 WIT dengan sudut pisah 1,6 derajat. Meskipun demikian, fenomena astronomi yang satu ini dapat disaksikan pada 5 September mulai pukul 18.30 hingga 20.30 waktu stempeat dari arah Barat dengan sudut pisah 1,6 derajat.

Kecerlangan Venus sebesar -4,05 sedangkan Spica bermagnitudo +0,95.

Aphelion Merkurius - 6 September

Aphelion merupakan fenomena dimana suatu planet berada di titik terjauh dari Matahari. Sementara Perihelion sebaliknya, fenomena dimana suatu planet berada di titik terdekat dengan Matahari.

Fenomena astronomi yang satu ini akan terjadi pada tanggal 6 September pukul 07.28 WIB/ 08.28 WITA/ 09.28 WIT dengan jarak 69.817.000 Km dari Matahari. 

Saat aphelion, Merkiruis akan menerima separuh dari energi yang diterima ketika perihelion. 

Lebar sudut Merkiruis apabila diamati dari Bumi terlihat lebih kecil 26,6% dibandingkan saat perihelion. Perbedaan tersebut tidak terlalu signifikan apabila diamati melalui teleskop.

Hal tersebut dikarenakan sudutnya bervariasi antara 0,106 - 0,304 menit busur.

Fase Bulan baru - 7 September

Fase bulan baru merupakan fase di mana Bulan berada dalam posisi yang terletak hampir sejajar dengan Bumi dan Matahri.

Fenomena astronomi ini akan terjadi pada 7 September pukul 07.51.38 WIB/ 08.51.38 WITA/ 09.51.38 WIT dengan jarak 377.022 Km dari Bumi dan terletak di konstelasi Leo. Saturunus dan Jupiter masih berada di ufuk tinggi di arah Barat-Barat Daya.

Sementara itu, Saturunus terbenam pukul 04.00 dan Jupiter menyusul terbenam satu jam kemudian.

Ketinggian Bulan di Indonesia saat terbenam Matahari bervariasi, yakni antara +3,97 derajat hingga +5,77 derajat dengan sudut elongasi terhadap Matahari bervariasi antara 5,57 derajat hingga 6,61 derajat.

Baca Juga: Fakta tentang Bennu, asteroid berbahaya yang mengancam Bumi

Editor: Arif Budianto

Terbaru