LUAR ANGKASA - Inilah fenomena astronomi yang bakal terjadi pekan pertama bulan September 2021. Ada beberapa fenomena astronomi yang bakal terjadi di pekan pertama September ini.
Banyak fenomena di alam semesta yang mungkin jarang kita ketahui. Termasuk fenomena astronomi yang jaraknya sangat jauh dan mungkin sebagian juga tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
Terlepas dari semua itu, fenomena astronomi menjadi salah satu yang menarik untuk dibahas. Mengutip dari akun resmi Instagram Pusat Sains Antariksa LAPAN (Pussainsa-LAPAN), terungkap beberapa fenomena astronomi yang sudah dan bakal terjadi di pekan pertama September ini.
Kira-kira apa saja? Simak selengkapnya di bawah ini.
Puncak hujan meteor Aurigid - 1 September
Di bulan September ini ternyata terjadi fenomena hujan meteor. Puncaknya terjadi pada 1 September pukul 10.00 WIB/ 11.00 WITA/ 12.00 WIT. Intensitas maksimum saat titik radiannya berada di zenit sebesar 6 meteor per jam.
Sementara itu, kelajuannya mencapai 237.600 Km/jam.
Hujan meteor tersebut bisa dilhiat dengan mata telanjang dengan catatan, cuaca cerah, langit bersih, bebas polusi cahaya dan penghalang yang menghalangi medan pandang.
Konjungsi Bulan-Pollux - 3 September
Seperti yang kita ketahui, terdapat beberapa konstelasi bintang. Berbicara soal konstelasi bintang, Pollux yang merupakan bintang utama di konstelasi Gemini ini akan berkonjungsi dengan Bulan.
Puncak konjungsi akan terjadi pada pukul 11.04 WIB/ 12.04 WITA/ 13.04 WIT dengan sudut pisah 3 derajat.
Fenomena ini juga bisa disaksikan sejak pukul 03.00 hingga .15.30 waktu setempat dari arah Timur laut dengan sudut pisah 4,3 derajat sampai 3,7 derajat. Bulan masuk dalam fase sabit akhir dengan iluminasi 18,1% - 17,5% sedangkan Pollux bermagnitudo +1,15.
Baca Juga: Mengenal Neptunus, planet yang paling dingin di Tata Surya
Konjungsi Venus-Spica - 5 September
Selain Pollux, ada bintang lainnya yang juga akan berkonjungsi dengan planet. Yakni Spica, yang merupakan bintang utama di konstelasi Virgo.
Bintang tersebut akan berkonjungsi dengan Venus, puncaknya terjadi pada 6 September 2021 pukul 03.53 WIB/ 04.53 WITA/ 05.53 WIT dengan sudut pisah 1,6 derajat. Meskipun demikian, fenomena astronomi yang satu ini dapat disaksikan pada 5 September mulai pukul 18.30 hingga 20.30 waktu stempeat dari arah Barat dengan sudut pisah 1,6 derajat.
Kecerlangan Venus sebesar -4,05 sedangkan Spica bermagnitudo +0,95.
Aphelion Merkurius - 6 September
Aphelion merupakan fenomena dimana suatu planet berada di titik terjauh dari Matahari. Sementara Perihelion sebaliknya, fenomena dimana suatu planet berada di titik terdekat dengan Matahari.
Fenomena astronomi yang satu ini akan terjadi pada tanggal 6 September pukul 07.28 WIB/ 08.28 WITA/ 09.28 WIT dengan jarak 69.817.000 Km dari Matahari.
Saat aphelion, Merkiruis akan menerima separuh dari energi yang diterima ketika perihelion.
Lebar sudut Merkiruis apabila diamati dari Bumi terlihat lebih kecil 26,6% dibandingkan saat perihelion. Perbedaan tersebut tidak terlalu signifikan apabila diamati melalui teleskop.
Hal tersebut dikarenakan sudutnya bervariasi antara 0,106 - 0,304 menit busur.
Fase Bulan baru - 7 September
Fase bulan baru merupakan fase di mana Bulan berada dalam posisi yang terletak hampir sejajar dengan Bumi dan Matahri.
Fenomena astronomi ini akan terjadi pada 7 September pukul 07.51.38 WIB/ 08.51.38 WITA/ 09.51.38 WIT dengan jarak 377.022 Km dari Bumi dan terletak di konstelasi Leo. Saturunus dan Jupiter masih berada di ufuk tinggi di arah Barat-Barat Daya.
Sementara itu, Saturunus terbenam pukul 04.00 dan Jupiter menyusul terbenam satu jam kemudian.
Ketinggian Bulan di Indonesia saat terbenam Matahari bervariasi, yakni antara +3,97 derajat hingga +5,77 derajat dengan sudut elongasi terhadap Matahari bervariasi antara 5,57 derajat hingga 6,61 derajat.
Baca Juga: Fakta tentang Bennu, asteroid berbahaya yang mengancam Bumi
Konjungsi Bulan-Mars - 7 September
Ada beberapa fenomena konjungsi yang terjadi di awal bulan September ini. Termasuk Konjungsi Bulan-Mars yang puncaknya terjadi 7 September 2021 pukul 02.36 WIB/ 03.36 WITA/ 04.36 WIT dengan sudut pisah 3,8 derajat.
Dengan demikian, fenomena tersebut bisa dilihat sejak malam sebelumnya dari arah Barat sekitar 15 menit setelah Matahari terbenar elama 5 menit.
Saat konjungsi, Bulan berfase Sabit Awal dengan iluminasi 0,3% sementara Mars bermagnitudo +1,68. Sudut pisah Bulan-Mars sebesar 6,66 derajat hingga 6,61 derajat.
Konjungsi Tripel Bulan-Mars-Merkurius - 8 September
Terakhir, fenomena konjungsi tripel juga bakal terjadi bulan September ini. Konjungsi tripel Bulan-Mars-Merkurius akan terjadi 8 September sekitar 20 menit setelah matahari terbenam.
Ketika konjungsi tripel, Bulan berfase sabit awal dengan iluminasi 2,5% - 2,6%. Magnitudo Mars bervariasi antara +1,69 hingga +1,68, sementara magnitudo Merkurius cenderung konstan, yakni sebesar +0,18.
Sudut pisah Merkirius Merkurius-Bulan sebesar 10,3 derajat sedangkat sudut pisah Bulan-Mars sebesar 8,5 derajat.
Mars akan terbenam terlebih dahulu pukul 18.30 waktu setempat, disusul Bulan yang terbenam 30 menit kemudian. Di sisi lain, Merkurius akan terbenam paling terakhir, sekitar pukul 19.30 waktu setempat.
Demikian beberapa fenomena astronomi yang menghiasi langit pekan pertama bulan September 2021 ini. Fenomena mana yang sudah Anda lihat dan akan ditunggu kehadirannya?
Selanjutnya: Asteroid lebih besar dari patung Liberty diperkiran menuju orbit Bumi September ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News