DKI JAKARTA - JAKARTA. Bekas lokasi pemasangan instalasi bambu Getih Getah di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, kini menyisakan rangkaian tanaman. Instalasi tersebut dibongkar pada Rabu (17/7) malam setelah bertahan selama 11 bulan.
Saat itu Getih Getah dibuat oleh seorang seniman bernama Joko Avianto atas permintaan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Anies menyampaikan keinginannya untuk membuat sebuah karya seni dari material khas Indonesia dalam rangka menyambut perhelatan Asian Games 2018.
"Jadi bambu adalah salah satu material asli Indonesia yang memiliki keuletan yang luar biasa," kata Anies ketika itu.
Anies kemudian memberikan tantangan kepada Joko untuk bisa membuat karya seni dengan memanfaatkan bambu yang merupakan material khas Indonesia.
"Bikin kami orang Indonesia bangga dengan bambu Indonesia, hari ini kita merasa bangga dengan bambu Indonesia itu," ujar Anies.
Dibuat sepekan Joko Avianto menerima tantangan Anies untuk membuat karya seni berbahan bambu dalam waktu sepekan.
Selama 13 tahun bergelut di dunia seni bambu, Joko menyebut ini merupakan pertama kalinya dia diminta untuk membuat sebuah karya seni dengan waktu yang sangat singkat.
"Untuk saya sebuah tantangan mengerjakan (karya seni) dengan struktur 13 meter dalam waktu satu minggu, luar biasa, saya belum pernah. Paling singkat 3 minggu saya mengerjakan karya seperti ini," ujar Joko di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Rabu (15/8).
Joko mengiyakan permintaan Anies saat bertemu di balai kota dua minggu sebelumnya. "Ditanya, 'Bisa enggak merespons lokasi yang katanya tanahnya sejengkal paling mahal di republik ini dengan material yang murah?'" ujar Joko.
Joko pernah bertemu Anies pada 2015 di sebuah pameran buku, Frankfurt Book Fair, Jerman, saat Anies masih menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Saat pertemuan di Balai Kota, Anies menyampaikan tentang konsep yang diinginkan. Joko juga menyampaikan konsep yang dia masukan ke dalam karya seni itu.
Setelah berdiskusi cukup lama, Joko menyanggupi permintaan Anies. Pada Kamis (9/8), Joko bersama sembilan orang lain mulai merancang dan membangun instalasi seni itu persis di depan Monumen Selamat Datang.
Sebanyak 1.500 bambu didatangkan untuk membuat karya seni tersebut. Dalam sehari, Joko bersama sembilan orang lain bekerja mulai dari pukul 08.00 hingga 23.00. Seluruh pengerjaan dilakukan di lokasi.
Agar pengerjaan tidak terganggu, di sekeliling karya seni ditutupi dengan seng. Selasa (14/8) malam, karya seni tersebut selesai dan Rabu (15/8) pagi mulai diperihatkan ke publik.
Getih Getah Majapahit
Karya seni ini tak sekadar karya seni biasa. Karya tersebut mempunyai makna dan arti. Instalasi itu ditopang oleh puluhan pilar-pilar bambu yang tertancap kokoh.
Dipilihnya bambu sebagai bahan pembuatan juga menyimbolkan perjuangan bangsa Indonesia yang menggunakan bambu saat berjuang demi kemerdekaan.
Joko mengatakan, konsep karya seninya diberi nama "Getih Getah Pasukan Majapahit". Konsep ini diambil dari makna perjuangan pasukan Majapahit yang memiliki makna kekuatan dan persatuan.
Konsep ini sengaja dibuat untuk menyambut dua event terbesar dalam waktu dekat, peringatan hari Kemerdekaan ke-73 RI dan Asian Games.
Desain karya seni dibuat dengan menyerupai bandera-bendera yang dibawa prajurit Majapahit saat berperang. "Getah itu putih, getih itu merah, artinya merah putih. Pasukan Majapahit sudah pakai bendera itu zaman dulu, tapi bukan bersatu merah dan putih, belum bersatu," ujarnya.
Keberadaan karya seni ini memang terbilang sangat kontras dengan kondisi Bundaran HI yang modern, gedung-gedung tinggi dan megah yang ada di sekitarnya.
Joko mengatakan, karya ini bersifat instalasi seni dan bukan monumental. Bedanya, instalasi seni bambu memiliki keterbatasan umur yang lebih singkat dibanding sebuah ornamen.
"Ini bukan ornamen, dan sifatnya seni instalasi bukan monumen. Dia memang punya keterbatasan umur. Tapi, kualitas bisa menyerupai karya-karya monumen. Kualitas dan bentuk menyerupai (monumen), tapi bahan tidak bisa menipu," ujar Joko.
Karya seni ini menghabiskan 1.500 bambu dengan ketinggian sekitar 20 meter dan lebar 13 meter. Ada 73 bambu penyangga yang menyimbolkan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-73. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lalu meresmikan instalasi Bambu "Getih Getah" pada Kamis (16/8).
Biaya pembuatan serta pemasangan instalasi seni bambu tersebut, menurut Anies, menelan biaya hingga Rp 550 juta. "Biaya sekitar Rp 550-an (juta) kemudian dikonsorsium oleh 10 BUMD kalau enggak salah," ucap Anies di lokasi. (Ryana Aryadita Umasugi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sejarah Instalasi Bambu Getih Getah Seharga Rp 550 Juta yang Bertahan 11 Bulan di HI",
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News