Jepang Waspada Tsunami Pasca Gunung Semeru Erupsi, Mengapa? Ini Penjelasannya

Senin, 05 Desember 2022 | 07:15 WIB Sumber: Kompas.com
Jepang Waspada Tsunami Pasca Gunung Semeru Erupsi, Mengapa? Ini Penjelasannya

ILUSTRASI. Jepang waspada akan ancaman terjadinya bencana tsunami setelah Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, mengalami erupsi. ANTARA FOTO/Dok BNPB


ERUPSI GUNUNG - JAKARTA. Jepang waspada akan ancaman terjadinya bencana tsunami setelah Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, mengalami erupsi.

Hal ini dikatakan Badan Meteorologi Jepang, yang menyebutkan kemungkinan tsunami sedang dipantau setelah Gunung Semeru erupsi pada Minggu (4/12/2022) dini hari. 

Meski demikian, Peneliti Bencana Institut Teknologi 10 Nopember (ITS), Dr Ir Amien Widodo MSi mengatakan, erupsi yang terjadi saat ini tiddak akan sampai ke lautan. 

Dia menepis mengenai pemberitaan kewaspadaan Jepang akan Tsunami akibat erupsi Gunung Semeru. 

"Tidak ada kemungkinan sampai Tsunami ataupun letusan yang sampai lautan," ungkap Pakar Geologi ITS ini dilansir dari Surya.co.id. 

Amin menjelaskan, gunung berapi di darat seperti Semeru memiliki lahar yang tidak akan sampai pada bibir pantai. 

"Sudutnya sudah datar sehingga tidak akan mungkin meletus sampai bibir pantai juga nggak mungkin. karena energinya berkurang," tegasnya. 

Menurutnya, pemicu tsunami terjadi jika gunung yang meletus berada di lautan seperti Krakatau dan gunung api dasar laut di pasifik. 

Baca Juga: Kini Statusnya Awas, Ini Catatan Erupsi Gunung Semeru dari Tahun ke Tahun

"Jepang memang mewaspadai karena khawatir akan ada Tsunami karena ada gunung berapi di Pasifik yang bersebelahan dengan Jepang, yakni gunung Hunga di pulau Tonga," lanjutnya. 

Untuk saat ini status gunung Semeru paling akurat hanya bisa diberikan pos pantau.

Sebelumnya diberitakan, Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali mengeluarkan erupsi, guguran awan panas sejauh 7 KM, Minggu (4/12/2022). 

Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, mencatat, awan panas guguran dari puncak Gunung Semeru memiliki kolom abu berwarna kelabu. 

Intensitas terpantau sedang hingga tebal ke arah tenggara dan selatan setinggi kurang lebih 1.500 meter di atas puncak. 

Lalu, sumber awan panas guguran itu berasal dari tumpukan di ujung lidah lava yang berada sekitar 800 meter dari puncak atau Kawah Jonggring Seloko. 

Baca Juga: Gunung Semeru Erupsi 4 Desember 2022, Ribuan Warga Mengungsi, Status Naik Jadi Awas

PVMBG mengimbau warga tidak beraktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak. 

"Di luar jarak itu, masyarakat diminta tidak beraktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak," pungkasnya. 

Sumber: Kompas.com (Penulis Kontibutor Lumajang, Jawa Timur, Miftahul Huda | Editor Gloria Setyvani Putri)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Peneliti ITS Jelaskan Mengapa Jepang Waspada Tsunami Pasca Erupsi Gunung Semeru"

Editor : Maya Citra Rosa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Terbaru