KASUS CACAR MONYET DI JAKARTA - Masyarakat DKI Jakarta harus waspada. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah mengonfirmasi bahwa ditemukan kasus penyakit cacar monyet atau monkeypox di DKI Jakarta.
Anggota Tim Kerja Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan Kemenkes Chita Septiawati menyampaikan, pasien terkonfirmasi positif cacar monyet merupakan warga DKI Jakarta.
"Kasus cacar monyet itu dilaporkan pada 14 Oktober 2023," kata dia, dilansir dari Antara.
Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengonfirmasi adanya temuan kasus positif cacar monyet pada warga DKI Jakarta tersebut.
"Ada satu kasus. Jadi total kasus cacar monyet di Indonesia ada ada dua kasus," kata Nadia saat dihubungi Kompas.com, Selasa (17/10/2023).
Sebelumnya, kasus cacar monyet pernah ditemukan di DKI Jakarta pada 20 Agustus 2022.
Cacar monyet adalah penyakit yang dapat menular dari hewan ke hewan dan bisa ditularkan pula dari hewan ke manusia.
Penyebabnya adalah virus cacar monyet, yang merupakan anggota genus Orthopoxvirus dan famili Poxviridae.
Baca Juga: WHO: Status Darurat Mpox Berakhir
Gejala umum cacar monyet
Mengutip Kompas.com, Nadia menjelaskan, pasien positif cacar monyet itu merupakan seorang laki-laki warga DKI Jakarta yang berusia 26 tahun.
Pasien sempat mengalami beberapa gejala sebelum akhirnya terkonfirmasi mengalami cacar monyet.
"Gejalanya demam, ada lesi lesi di kulit, di badan tangan, kaki seperti keropeng cacar, nyeri, dan pembengkakan kelenjar getah bening," terang Nadia.
Nadia mengatakan, pihaknya masih menelusuri lebih lanjut apakah pasien tersebut memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri. Sebab, kasus cacar monyet yang ditemukan di Indonesia umumnya merupakan kasus impor atau berasal dari luar negeri.
Saat ini, pasien tengah dirawat di rumah sakit karena mengalami demam dan lesi di kulit.
Baca Juga: Ini Alasan WHO Cabut Mpox dari Status Darurat Kesehatan Global
"Kondisinya baik tetapi memang ada demam dan lesi seperti keropeng, papula, vesikel lesi seperti cacar yang cukup banyak," tutur Nadia, dilansir dari Kompas.com, Selasa.
Kemenkes melalui Dinkes DKI Jakarta selanjutnya akan melakukan tracing (pelacakan) pada kontak erat terhadap pasien.