Kasus Cacar Monyet Ditemukan di Jakarta, Apa Saja Gejalanya? Ini Penjelasan Kemenkes

Kamis, 19 Oktober 2023 | 04:00 WIB   Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie, kompas.com
Kasus Cacar Monyet Ditemukan di Jakarta, Apa Saja Gejalanya? Ini Penjelasan Kemenkes

ILUSTRASI. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah mengonfirmasi bahwa ditemukan kasus penyakit cacar monyet atau monkeypox di DKI Jakarta.?REUTERS/Dado Ruvic


KASUS CACAR MONYET DI JAKARTA - Masyarakat DKI Jakarta harus waspada. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah mengonfirmasi bahwa ditemukan kasus penyakit cacar monyet atau monkeypox di DKI Jakarta. 

Anggota Tim Kerja Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan Kemenkes Chita Septiawati menyampaikan, pasien terkonfirmasi positif cacar monyet merupakan warga DKI Jakarta. 

"Kasus cacar monyet itu dilaporkan pada 14 Oktober 2023," kata dia, dilansir dari Antara. 

Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengonfirmasi adanya temuan kasus positif cacar monyet pada warga DKI Jakarta tersebut. 

"Ada satu kasus. Jadi total kasus cacar monyet di Indonesia ada ada dua kasus," kata Nadia saat dihubungi Kompas.com, Selasa (17/10/2023). 

Sebelumnya, kasus cacar monyet pernah ditemukan di DKI Jakarta pada 20 Agustus 2022. 

Cacar monyet adalah penyakit yang dapat menular dari hewan ke hewan dan bisa ditularkan pula dari hewan ke manusia. 

Penyebabnya adalah virus cacar monyet, yang merupakan anggota genus Orthopoxvirus dan famili Poxviridae. 

Baca Juga: WHO: Status Darurat Mpox Berakhir

Gejala umum cacar monyet 

Mengutip Kompas.com, Nadia menjelaskan, pasien positif cacar monyet itu merupakan seorang laki-laki warga DKI Jakarta yang berusia 26 tahun. 

Pasien sempat mengalami beberapa gejala sebelum akhirnya terkonfirmasi mengalami cacar monyet. 

"Gejalanya demam, ada lesi lesi di kulit, di badan tangan, kaki seperti keropeng cacar, nyeri, dan pembengkakan kelenjar getah bening," terang Nadia. 

Nadia mengatakan, pihaknya masih menelusuri lebih lanjut apakah pasien tersebut memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri. Sebab, kasus cacar monyet yang ditemukan di Indonesia umumnya merupakan kasus impor atau berasal dari luar negeri. 

Saat ini, pasien tengah dirawat di rumah sakit karena mengalami demam dan lesi di kulit. 

Baca Juga: Ini Alasan WHO Cabut Mpox dari Status Darurat Kesehatan Global

"Kondisinya baik tetapi memang ada demam dan lesi seperti keropeng, papula, vesikel lesi seperti cacar yang cukup banyak," tutur Nadia, dilansir dari Kompas.com, Selasa. 

Kemenkes melalui Dinkes DKI Jakarta selanjutnya akan melakukan tracing (pelacakan) pada kontak erat terhadap pasien.

Gejala cacar monyet dari hari ke hari 

Mengutip indonesiabaik.id, berikut adalah gejala cacar monyet dari hari ke hari: 

1. Masa inkubasi 

Masa inkubasi monkeypox 5 sampai 13 hari atau 5 sampai 21 hari.  Ini merupakan masa di mana penderita merasakan sejumlah gejala awal yang muncul pada tubuhnya. 

2. Masa Invasi 

Masa invasi terjadi 0 sampai 5 hari sejak masa invasi.  Adapun gejala cacar monyet yang dirasakan seperti demam tinggi, sakit kepala yang berat, dan ada benjolan atau pembesaran kelenjar limfa di leher, kemudian diketiak, atau selangkangan. 

Baca Juga: Bahasa Rasis Jadi Alasan WHO Ubah Nama Monkeypox Menjadi Mpox

3. Masa Erupsi 

Kedua, masa erupsi, terjadi 1 sampai 3 hari pasca demam, terjadi ruam pada kulit, ruam pada wajah, telapak tangan, kaki, mukosa, alat kelamin, dan selaput lendir mata. 

Ruam atau lesi pada kulit ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar (makulopapula), lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok.  

Biasanya diperlukan waktu hingga 3 minggu sampai periode lesi tersebut menghilang dan rontok. 

Informasi saja, monkeypox biasanya merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung selama 14 – 21 hari.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kasus Cacar Monyet Ditemukan di Jakarta, Kemenkes Ungkap Gejalanya"

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Terbaru