Kasus Covid-19 di Surabaya naik tinggi, patroli keramaian digelar

Selasa, 14 April 2020 | 12:10 WIB   Reporter: Barly Haliem
Kasus Covid-19 di Surabaya naik tinggi, patroli keramaian digelar

ILUSTRASI. Halaman Balai Kota Surabaya, SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ


DAMPAK VIRUS CORONA - JAKARTA. Angka kasus positif corona (Covid-19) di Surabaya paling tinggi di Jawa Timur (Jatim). Oleh karena itu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Jatim bersama TNI-Polri melakukan patroli skala besar di titik-titik keramaian Kota Surabaya.

Senin (13/4) malam, Gugus Tugas bersama TNI-Polri menyisir empat kawasan kafe di Kota Surabaya yang masih banyak didatangi pengunjung khususnya usia muda. Tak hanya menyisir lokasi dan melakukan sosialisasi persuasif, patroli kali ini juga disertai dengan rapid test on the spot (tes cepat di lokasi).

Seluruh pengunjung kafe yang didatangi Tim gabungan Gugus Tugas dan TNI-Polri tersebut diwajibkan untuk menjalani rapid test Covid-19. Petugas kesehatan yang lengkap berseragam APD sudah menyiapkan seperangkat alat untuk mengambil sampel darah mereka yang terjaring nongkrong di kafe. 

Baca Juga: Pertumbuhan ekonomi Jatim melampaui nasional, penduduk miskin juga turun

“Langkah patroli berskala besar ini merupakan hasil dari rapat koordinasi kami bersama Bapak Kapolda Jatim dan Pangdam V Brawijaya, bagaimana melakukan upaya preventif dan promotif pencegahan penyebaran covid-19 secara masif dan intensif,” ucap Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Selasa (14/4).

Baca Juga: Khofifah melarang debt collector tagih nasabah leasing

Dalam dua hari terakhir ini, angka kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Surabaya bertambah signifikan. Dalam sehari pada tanggal 12 April 2020 pertambahan kasus positif Covid-19 di Surabaya mencapai 83 orang. Pada keesokan harinya, 13 April 2020, kasus positif Covid-19 di Surabaya bertambah 28 orang.

Per Senin (13/4), total kasus positif Covid-19 di Kota Surabaya yang sudah menyentuh angka 208 orang. Sementara jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) tercatat 523 orang . 

Gubernur Khofifah menegaskan angka tersebut tidak bisa dianggap remeh. “Maka kami bekerja sama dengan TNI-Polri khususnya dalam hal ini Polrestabes Kota Surabaya, bergerak melakukan sosialisasi dan juga upaya penindakan rapid test pada masyarakat yang masih nekat nongkrong, atau sekedar keluar rumah bukan alasan yang sangat urgent,” tambah mantan Menteri Sosial ini.

Empat lokasi kafe yang menjadi titik sasaran patroli berskala besar tim gabungan ini ada di kafe kawasan Wonokromo, Ngagel, Penjaringan Sari dan juga di kawasan Citraland. 

Dari empat lokasi tersebut, tim gabungan mendapatkan hasil patroli terbanyak di salah satu cafe di Wonokromo, tepatnya di Rolag Cafe di Jalan Khairil Anwar. Di lokasi kafe ini dan sekitarnya, tim gabungan mendapatkan lebih dari 50 warga Kota Surabaya yang masih asik nongkrong. 

Oleh tim, mereka segera diedukasi dan diminta untuk menjalani rapid test Covid-19. Screening menggunakan rapid test tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah ada di antara kerumunan massa di titik tersebut yang terindikasi terjangkit Covid-19.

Jika hasilnya positif, mereka akan langsung dibawa ke RS milik Pemprov Jatim dengan ambulans yang sudah disediakan. Mereka akan dikarantina di sana sembari dilakukan swab PCR. Sedangkan yang hasil screening rapid test-nya negatif diperbolehkan pulang. 

“Dari dites ke pengunjung, semuanya hasilnya negatif. Jika ada yang positif maka yang lain juga harus mendapatkan perhatian sebagai ODP. Makanya sebelum dites semua sudah didata nama dan alamatnya,” kata Joni Wahyuhadi, Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim.

Joni mengatakan bahwa langkah ini diharapkan bisa efektif untuk melakukan pencegahan penyebaran virus Covid-19. Terutama untuk mendorong masyarakat tetap di rumah, menjalankan physical distancing guna menekan angka penyebaran virus.

“Virus Covid-19 ini memang bisa sembuh sendiri dengan ketahanan tubuh. Tapi virus ini penularannya melalui manusia dan sangat cepat. Kita tidak akan bisa menyelesaikan kuratif kalau preventifnya tidak ditangani. Karena virus ini bisa sembuh sendiri, jika penyebarannya tidak ada, tidak ada penularan sehingga kasusnya bisa habis,” tegas Joni.

Joni menegaskan dari patroli skala besar ini, di titik cafe kawasan Wonokromo tidak ditemukan adanya orang yang terdeteksi positif Covid-19 lewat rapid test. Sehingga seluruh pengunjung yang sudah menjalani rapid test bisa langsung pulang. Gugus Tugas maupun TNI-Polri mengimbau agar mereka tinggal di rumah kecuali untuk kepentingan yang sangat penting.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon

Terbaru