LALU LINTAS - JAKARTA. Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono buka suara terhadap kemacetan di Jakarta yang akhir-akhir ini disebut semakin parah.
Polda Metro Jaya memperkirakan, indeks kemacetan di Ibu Kota saat ini sudah mencapai lebih dari 50%.
Angka itu hampir sama dengan indeks kemacetan Ibu Kota sebelum pandemi Covid-19 melanda.
Heru menyebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tidak tinggal diam dengan fakta itu.
Pihaknya sudah memiliki sejumlah langkah untuk menangani kemacetan.
“Dinas Perhubungan (Dishub) DKI dalam short time ini melakukan rekayasa-rekayasa titik-titik lokasi yang diperkirakan penyebab kemacetan,” ucapnya di Kantor Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat (27/1).
Baca Juga: Simak Aturan Ganjil Genap Jakarta Pagi (25/1): Ingat, Hari Ini Tanggal Ganjil!
Selain itu, kata Heru, Dishub DKI Jakarta hendak menutup 27 putaran balik (u-turn) di Ibu Kota untuk mengatasi kemacetan Ibu Kota.
Kemudian, untuk mengatasi masalah yang sama, Dinas Bina Marga DKI Jakarta hendak menyambungkan 10 jalan alias membuat missing link di Ibu Kota.
“Menarik u-turn tidak terlalu banyak. Termasuk Dinas Bina Marga mengaktifkan kembali diusahakan missing link itu dilaksanakan. Jadi jalan-jalan yang masih buntu itu bisa disambung kembali,” urai Heru.
Dalam kesempatan itu, sembari bergurau, Heru juga meminta masyarakat Ibu Kota agar tidak membeli kendaraan roda empat terlalu banyak.
Hal ini dilakukan agar masyarakat beralih menjadi pengguna transportasi umum.
“Satu lagi, (warga) jangan beli mobil banyak-banyak,” tuturnya.
Ia menambahkan, sejumlah langkah ini memang tidak akan langsung menyelesaikan permasalahan kemacetan di Ibu Kota.
Akan tetapi, Heru meyakini langkah-langkah tersebut bisa mengurangi kemacetan di Jakarta.
“Ya tidak serta-merta menyelesaikan kemacetan, minimal mengurangi,” akuinya.
Sebelumnya, Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman mengungkapkan, indeks kemacetan di Ibu Kota diperkirakan di atas 50% pada awal 2023.
Angka indeks kemacetan itu tergolong mengkhawatirkan.
Baca Juga: BIRD Tidak Akan Mengubah Tarif Saat Kebijakan Jalan Berbayar (ERP) Diterapkan
"Kami belum hitung di awal 2023. (Namun), kalau saya boleh melihat situasi, (indeks kemacetan di Ibu Kota) sudah di atas 50% kembali," ucapnya, 24 Januari 2023.
Latif mengungkapkan, angka indeks kemacetan di atas 50% tersebut sama dengan angka indeks kemacetan di Ibu Kota pada 2019, yakni 53%.
Katanya, berdasar hasil survei lembaga pemantau kemacetan asal Inggris bernama TomTom, Jakarta menempati kota ke-10 termacet sedunia pada 2019.
"Tentunya, kalau (indeks kemacetan) sudah di angka 50%, sudah sangat mengkhawatirkan. Di angka 40%, Jakarta itu (sebenarnya) sudah tidak aman," tutur dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com berjudul: "Kemacetan Jakarta Makin Parah, Ini Langkah Heru Budi"
Penulis : Muhammad Naufal
Editor : Ihsanuddin
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News