Kemenhub Kaji Pembangunan Jalur Kereta Api di IKN

Minggu, 23 Juli 2023 | 19:44 WIB   Reporter: Vendy Yhulia Susanto
 Kemenhub Kaji Pembangunan Jalur Kereta Api di IKN

ILUSTRASI. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah mengkaji pembangunan jalu kereta api di Ibu Kota Nusantara (IKN).


IKN NUSANTARA - JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah mengkaji pembangunan jalur kereta api di Ibu Kota Nusantara (IKN). Rencananya KA menjadi salah satu moda transportasi untuk mendukung mobilitas masyarakat di IKN.

Dirjen Perkeretaapian Mohamad Risal Wasal mengatakan, tahun depan akan ada tiga program prioritas di IKN. Di antaranya melakukan studi amdal untuk membangun transportasi kereta api untuk mendukung IKN.

Risal mengakui rencana pembangunan kereta api di IKN cukup menantang. Namun demikian, dia meyakini Kemenhub dapat mewujudkan hal tersebut.

Saat ini, pemerintah juga tengah menjajaki kerja sama pengembangan kereta api di IKN. Meski begitu, Risal belum menjelaskan secara detail penjajakan dengan investor mana saja terkait pengembangan kereta api di IKN.

“Iya (kajian) sudah proses untuk trasenya, rencana ada 3 layanan KA. KA Bandara, KA perkotaan dan KA intercity,” ujar Risal saat dikonfirmasi, Minggu (23/7).

Baca Juga: Investor Lokal Mulai Realisasikan Rp 30 Triliun di IKN pada September 2023

Sementara itu, Djoko Setijowarno, Wakil Ketua Pemberdayaan dan Penguatan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat mengatakan, prinsip kehati-hatian memilih trace yang akan dibangun harus memperhatikan aspek keamanan kepala pemerintahan, pejabat negara, diplomat asing, karena menyangkut keberadaan istana negara sebagai tempat tinggal presiden dan keluarga.

Lebih lanjut Djoko mengatakan, investor atau pihak mana pun dapat menjadi mitra pembangunan kereta api di IKN. Namun yang mesti menjadi perhatian adalah kejelasan kesepakatan kerja sama antara kedua belah pihak agar tidak merugikan Indonesia ke depannya.

Djoko mencontohkan, apabila ingin bekerjasama dengan pihak atau investor China mesti dilakukan secara jelas. Hal ini agar tidak terjadi pembengkakan biaya atau cost overrun seperti yang terjadi pada proyek Kereta Cepat Jakarta – Bandung.

“Pembangunan perkeretaapian di Kawasan Ibu Kota Negara dapat ditawarkan pada sejumlah investor dalam maupun luar negeri untuk meminimalkan penggunaan APBN,” ucap Djoko.

Sebelumnya, Penjajakan kerja sama pembangunan kereta api diantaranya dilakukan saat Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi beraudiensi dengan Presiden Direktur China Railway International (CRIC) Ju Guojiang pada Kamis (20/7/2023). Audiensi tersebut untuk membahas peluang kerja sama pembangunan infrastruktur perkeretaapian, khususnya di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Seperti diketahui, CRIC merupakan perusahaan platform CR-Group yang menangani konstruksi pembangunan proyek jalur kereta api di luar China, dan berfokus pada investasi, pembangunan jalur kereta api, serta pengoperasian. Saat ini, CRIC merupakan salah satu perusahaan yang menjadi kontraktor utama pada proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung.

Baca Juga: Menhub dan Perusahaan China Bahas Peluang Pengembangan Perkeretaapian di IKN

Lalu, pada September 2022, Kemenhub dan Bappenas juga mengunjungi Austria untuk menjajaki pembangunan kereta gantung di IKN.

Menhub Budi Karya dan Kepala Bappenas Suharso Monoarfa berkunjung ke kantor Doppelmayr Garaventa Group di Wolfurt, Austria untuk bertemu dengan CEO Doppelmayr, Mr. Thomas Pichler, serta melihat langsung sistem pembuatan dan pengelolaan kereta gantung.

Adapun, Doppelmayr Garaventa Group merupakan produsen kereta gantung internasional dan penggerak orang untuk area ski, transportasi perkotaan, taman hiburan, dan material handling system. Hingga tahun 2019, perusahaan ini telah melakukan lebih dari 15.000 instalasi di 96 negara.

Selain itu, Presiden Rusia Vladimir Putin juga sempat menawarkan pengembangan proyek kereta api di IKN usai bertemu dengan Presiden Jokowi pada Juli 2022 lalu. Putin menyebut, Rusia memiliki Russian Railways yang merupakan perusahaan kereta bidang jasa pelayanan penumpang dan barang.

Berdasarkan informasi yang diterima Kontan, sejumlah moda transportasi kereta api yang akan dibangun untuk mendukung IKN yakni KA Trans Kalimantan sepanjang 187,98 kilometer dengan seluruh jaringan berada di atas permukaan tanah (at grade) akan menghubungkan Simpang Tiga Petung (Kab. Penajam Paser Utara) – Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto (Kota Samarinda) yang dilayani 13 stasiun.

Ketigabelas stasiun itu adalah Stasiun Simpang Tiga Petung, Stasiun Buluminung, Stasiun Riko, Stasiun Pantai Lango, Stasiun Karingau, Stasiun Karang Joang, Stasiun Samboja, Stasiun Sungai Merdeka, Stasiun Sanga-Sanga, Stasiun Palaran, Stasiun Loa Bakung, Stasiun Sempaja Timur, dan Stasiun Aji Pangeran Tumenggung Pranoto.

Depo berada di dekat Stasiun Karang Joang dan Balai Yasa di dekat Stasiun Pantai Lango. Diperkirakan potensi pada tahun 2035 dapat mengangkut penumpang 2.741.439 orang per tahun dan barang sebanyak 4.328.218 ton per tahun.

Kemudian, KA Perkotaan Balikpapan – KIPP sepanjang 143,33 kilometer ditempuh perjalanan selama 88 menit. Jaringan sepanjang 125,73 kilometer berada di permukaan tanah (at grade), melayang (elevated) 14,6 kilometer dan bawah tanah (underground) sejauh 3 kilometer.

Baca Juga: Financial Center Akan Dibangun di IKN, Jadi Hub Investasi Indonesia

Diperkirakan demand tahun 2040 sebesar 4.430.417 penumpang per tahun. Terdapat 11 stasiun yang akan melayani, antara lain Stasiun Semayang, Stasiun Sepinggan, Stasiun Balikpapan, Stasiun Karang Joang, Stasiun Karingau, Stasiun Pantai Lango, Stasiun BWP 3, Stasiun KIPP, Stasiun WP Utara, Stasiun BWP2, Stasiun BWP 4, dan Stasiun Samboja.

Kawasan Transit Oriented Development (TOD) berada di sekitar Stasiun Karang Joang dan Stasiun Samboja. Diperkirakan tahun 2040 ada 4.430.417 penumpang per tahun.

Ada pula KA Bandara yang menghubungkan Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan dengan KIPP. Ada dua alternatif trace, yakni alternatif pertama hasil kajian tahun 2021 sepanjang 65,5 kilometer dengan waktu tempuh 29,8 menit yang melintasi empat stasiun.

Berada di permukaan tanah ( at grade) 55,7 kilometer, melayang ( elevated) 6,8 kilometer dan bawah tanah ( undergorund) sejauh 3 kilometer. Pengadaan lahan menjadi satu dengan rencana trase KA Regional dan KA Antar Kota. Besaran demand tahun 2030 diperkirakan sebanyak 3.597.767 penumpang per tahun.

Sementara itu, alternatif kedua sepanjang 44,91 kilometer dengan layanan tiga stasiun. Jarak tempuh lebih pendek karena mengikuti right of way (ROW) jalan tol ruas Balikpapan – KIPP. Diprediksi tahun 2030 akan mengangkut penumpang 2.486.719 orang per tahun, lebih kecil ketimbang alternatif pertama.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari
Terbaru