KKP distribusikan 2,7 ton ikan segar untuk warga di Purwakarta

Senin, 06 Juli 2020 | 18:03 WIB   Reporter: Noverius Laoli
KKP distribusikan 2,7 ton ikan segar untuk warga di Purwakarta

ILUSTRASI. Warga menggoreng ikan dalam acara Makan Ikan Bersama di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Kamis (21/11/2019). Kegiatan tersebut salam rangka peringatan Hari Ikan Nasional keenam. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc.


KELAUTAN DAN PERIKANAN - JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyerahkan bantuan 2,76 ton ikan segar untuk masyarakat Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

Penyerahan bantuan ini dalam rangka kampanye Gerakan Memasyarakatan Ikan (Gemarikan) yang berlangsung di Kecamatan Pondoksalam dan Kecamatan Cempaka, Kabupaten Purwakarta pada Sabtu 4 Juli 2020.

Total bantuan paket Gemarikan berupa ikan segar sebanyak 2,76 ton itu terdiri dari ikan gurame, patin, ikan mas, grass carp, dan ikan nila. Ikan-ikan tersebut dibeli dari usaha tambak masyarakat di Waduk Jatiluhur, Waduk Cirata, Sadang dan sekitarnya.

Baca Juga: Intip kekayaan Susi Pudjiastuti: Aset terbesarnya properti tanah dan bangunan Rp 70 M

Disamping mengkampanyekan makan ikan untuk meningkatkan daya tahan tubuh di masa pandemi Covid-19, KKP sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat tentang ikan patin dan ikan dori  yang akhir akhir ini ramai diperbincangkan masyarakat.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Nilanto Perbowo mengatakan bahwa setiap kegiatan kampanye Gemarikan selalu memberikan edukasi kepada masyarakat tentang manfaat makan ikan serta kandungan gizi di dalamnya.

”Selain edukasi kita juga mengenalkan kepada masyarakat ikan-ikan lokal Indonesia. Untuk itu setiap bantuan ikan yang kita berikan pasti berupa ikan-ikan lokal baik berupa ikan segar maupun produk-produk olahannya yang diproduksi oleh UMKM setempat,” ujar Nilanto dalam siaran pers, Senin (6/7).

Dalam kegiatan Gemarikan kali ini, KKP memberikan edukasi tentang ikan dori. Nilanto menerangkan bahwa nama dori yang selama ini dikenal masyarakat adalah merek dagang yang digunakan Vietnam untuk memasarkan produk fillet ikan patin. Bukan ikan Jhon Dory yang hidup di laut.

Baca Juga: Punya maskapai Susi Air, berapa sih kekayaan mantan Menteri KKP Susi Pudjiastuti?

“Ini merupakan salah satu praktek mislabelling atau pelabelan nama ikan yang salah. Hal ini bisa dimasukan kedalam kategori penipuan terhadap konsumen,” terang Nilanto.

Nilanto pun mengajak masyarakat untuk membeli produk patin dalam negeri. Indonesia sudah punya brand "Indonesian Pangasius-The Better Choice" sejak dua tahun lalu. Brand ini merepresentasikan produk pangasius Indonesia yang lebih baik dari para pesaingnya.

"Pangasius Indonesia dikembangkan dengan probiotik, bukan dengan antibiotik sehingga menjadi pilihan yang sehat. Selain itu, pangasius Indonesia dibudidayakan di kolam dengan air tanah yang bersih dengan kepadatan yang lebih rendah,” jelas Nilanto.

Ikan patin fillet menduduki posisi sebagai produk populer di retail modern untuk konsumen rumah tangga, industri jasa makanan, hotel, restoran, catering (horeca) dan penerbangan.

Baca Juga: Kekhawatiran pasar kembali menguat, lelang SBSN diproyeksi mengalami penurunan

“Kendala utama adalah masyarakat yang sudah terlanjur salah kaprah, ditawarin dori mau tapi begitu ditawarin patin nggak mau. Inilah yang akan kita lurusin,” tegas Nilanto.

Edukasi terkait dori dan patin ini sangat penting dilakukan, sambung Nilanto, karena milenial mulai menggemari produk olahan ikan. Fillet patin termasuk yang sering disajikan di restaurant atau kafe sebagai makanan fish and chips.

"Pengelola restaurant atau cafe harus memastikan bahwa fillet patin yang diolah adalah patin dalam negeri dan bukan impor dari Vietnam," tegas Nilanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Noverius Laoli

Terbaru