KLHK ungkap jaringan peredaran kayu Ilegal di Sumsel dan Jambi

Senin, 16 Maret 2020 | 23:01 WIB   Reporter: Vendi Yhulia Susanto
KLHK ungkap jaringan peredaran kayu Ilegal di Sumsel dan Jambi

ILUSTRASI. KLHK ungkap jaringan peredaran kayu Ilegal di Sumatera Selatan dan Jambi. ANTARA FOTO/Ardiansyah/foc/18.


LINGKUNGAN HIDUP - JAKARTA. Tim Balai Penegakan Hukum (Gakkum) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Wilayah Sumatera mengungkap kasus penebangan liar di dua wilayah berbeda di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). Dari dua operasi yang dilakukan, mereka juga menahan 7 orang pelaku, beserta barang bukti 9 truk berisi kayu ilegal. Sedangkan satu orang tersangka lain melarikan diri, dan masih dalam pengejaran petugas.

“Kami akan melanjutkan proses penyidikan, dengan target menjerat cukong kayu ilegal. Tujuh pelaku lapangan yang sudah diamankan ini, menjadi pintu masuk untuk menjerat para pemodal,” kata Kepala Balai Gakkum LHK Wilayah Sumatera, Eduward Hutapea, Senin (16/3).

Baca Juga: Begini upaya KLHK dalam melakukan pemadaman Karhutla di berbagai daerah

Keberhasilan penangkapan ini, berawal dari operasi pengamanan peredaran kayu ilegal yang berasal dari kawasan hutan di Provinsi Sumatera Selatan, dan Jambi. Kayu yang disita petugas, diduga berasal dari Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, dan hutan produksi di sekitarnya. Kayu tersebut ditengarai akan dibawa ke Jakarta melalui Palembang.

Pada operasi pertama, tim menyita 2 truk Fuso berisi 70 m³ di Kecamatan Babat Tomang, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumsel (13/3). Hasil pengembangan, tim mengidentifikasi dua truk itu milik CV. SP di Desa Batu Gajah, Kabupaten Muratara. Tim menahan 4 orang (supir dan kernet truk) dan truk berisi kayu, yang selanjutnya diamankan di Kantor Seksi Wiayah III, Balai Gakkum Wilayah Sumatera.

Editor: Handoyo .

Terbaru