KUD Perkebunan Kelapa Sawit Maju Jaya, Plasma Wilmar Panen Lebih Cepat

Rabu, 11 Januari 2023 | 17:47 WIB   Reporter: Noverius Laoli
KUD Perkebunan Kelapa Sawit Maju Jaya, Plasma Wilmar Panen Lebih Cepat

ILUSTRASI. Pekerja berdiri di dekat buah kelapa sawit di dalam pabrik kelapa sawit di Sepang, di luar Kuala Lumpur, 18 Februari 2014. KUD Perkebunan Kelapa Sawit Maju Jaya, Plasma Wilmar Panen Lebih Cepat.


KELAPA SAWIT -  PALEMBANG. Koperasi Unit Desa (KUD) Perkebunan Kelapa Sawit Maju Jaya, plasma PT Buluh Cawang Plantation, Wilmar Group berhasil melakukan panen perdana hasil replanting (peremajaan) kelapa sawit hanya dalam 30-33 bulan setelah penanaman.  

Panen tersebut lebih cepat dari prediksi awal selama 36 bulan. Keberhasilan tersebut tidak lepas dari kerjasama antara petani plasma dan perusahaan. 

Menurut Ketua KUD Maju Jaya I Ketut Sana, proses replanting dimulai sejak 2019 dan penanaman perdana dilakukan pada April 2020. 

Pemanenan yang lebih cepat tersebut karena ada kerja sama yang baik antara KUD plasma dan perusahaan yang dibarengi penerapan good agriculture practices (GAP), berupa penggunaan bibit unggul varietas TS1, waktu dan dosis pemupukan yang tepat, penyuluh perkebunan, serta pengendalian hama.

Baca Juga: Penerapan Praktik Pertanian yang Baik Jadi Kunci Tingkatkan Produksi Padi

Bibit unggul varietas TS1 yang diproduksi PT Tania Selatan dan pupuk dari Pupuk Mahkota, Wilmar Group. 

"Meski panen di bawah tiga tahun, perusahaan membeli sawit KUD seperti harga sawit umur tiga tahun," kata Ketut seperti dikutip dari siaran pers Wilmar, Rabu (11/1).

Dia menjelaskan, panen tidak dilakukan serentak karena replanting dilakukan secara bertahap dalam beberapa gelombang dan diperkirakan bulan depan petani sudah seluruhnya panen. 

Total luas lahan kelapa sawit anggota KUD saat ini 600 hektare (ha) yang dikelola sekitar 300 petani plasma. 

Baca Juga: Mengemas citra positif CPO tanah air di mata dunia

Sebelumnya, produktivitas kelapa sawit anggota KUD hanya 14 ton per ha per tahun. Setelah menggunakan bibit unggul dari Tania Selatan, produktivitasnya diperkirakan memiliki potensi untuk mencapai hasil  hingga 30 ton per ha per tahun. 

“Kemitraan kami sudah sejak 1997. Kami berharap kedepan akan semakin baik,” kata Ketut. 

Selain itu, sejak 2018 Wilmar juga mendampingi KUD Maju Jaya mendapatkan dana replanting dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sebesar Rp 25 juta per ha. Saat ini, anggota KUD juga sedang dalam proses pembuatan sertifikat Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO).

Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Kabupaten OKI Herliansyah Hilaludin mengapresiasi kerjasama antara Wilmar, Bank Sumsel Babel, dan dinas kehutanan dan lingkungan hidup. 

Pihaknya berharap, kerjasama yang baik tersebut dapat membantu petani menemukan solusi permasalahan yang mereka hadapi. 

“Memang ada masalah plasma yang sampai ke kami, tetapi kami berharap dengan kerja sama yang baik, itu dapat diselesaikan,” tuturnya.

Plantation Head Wilmar Simon Siburat mengatakan, Wilmar berkomitmen memajukan petani plasma melalui pendampingan replanting agar produktivitasnya hampir sama dengan kebun inti.

Baca Juga: Raksasa sawit tak berkantor di Indonesia

Umumnya, plasma telah melakukan replanting sehingga telah berpengalaman. Sebelumnya, petani tidak percaya dengan bibit unggul karena sawit mampu tumbuh liar. 

Tetapi setelah 10 tahun, produktivitasnya rendah sehingga mereka melakukan replanting dan mulai menggunakan bibit unggul. 

“Perusahaan berusaha memberikan pendampingan, tetapi hasilnya tergantung keputusan masing-masing plasma,” kata Simon.

Saat ini, perusahaan telah bekerjasama dengan 12.000 ha kebun plasma yang tersebar di Kabupaten OKI dan Musi Banyuasin. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Noverius Laoli

Terbaru