Kurangi Sampah, Garudafood dan Biomagg Dorong Biokonversi Maggot BSF

Senin, 01 Juli 2024 | 10:57 WIB   Reporter: Ahmad Febrian
Kurangi Sampah, Garudafood dan Biomagg Dorong Biokonversi Maggot BSF

ILUSTRASI. PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (Garudafood) bekerja sama dengan PT Biomagg Sinergi Internasional (Biomagg) merangkul masyarakat di Kelurahan Jatijajar, Kota Depok, Jawa Barat untuk menerapkan gaya hidup berkelanjutan melalui pengelolaan sampah organik rumah tangga dengan metode biokonversi maggot BSF.


LINGKUNGAN HIDUP - JAKARTA.  Pola hidup berkelanjutan yang memperhatikan lingkungan semakin menjadi perhatian MakaPT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk dan PT Biomagg Sinergi Internasional mengajak masyarakat di Kelurahan Jatijajar, Kota Depok, Jawa Barat menerapkan gaya hidup berkelanjutan. Kali ini melalui pengelolaan sampah organik rumah tangga dengan metode biokonversi maggot BSF. 
 
Program ini telah berjalan selama empat bulan. Program pengelolaan limbah organik rumah tangga melalui metode biokonversi maggot BSF tersebut sudah mengolah lebih dari 7,9 ton sampah organik rumah tangga serta menghasilkan 787 kilogram maggot. Angka tersebut setara dengan reduksi emisi gas rumah kaca sebanyak 28,84-ton karbondioksida ekuivalen. 
 
“Program ini upaya kolektif untuk menjawab isu penanganan sampah khususnya sampah rumah tangga dan juga sebagai pendorong ekonomi berkelanjutan di lingkungan warga Jatijajar,” ungkap Dian Astriana, Head of Corporate Communication & External Relations Garudafood, dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Minggu (30/6). Garudafood memberikan dukungan berupa unit Biobox sebagai media budidaya maggot, bibit maggot, dan pendampingan intensif selama empat bulan hingga warga menjadi lebih mandiri untuk menjalankan budi daya maggot. . 
 
Mengutip data Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok pada tahun 2023, setidaknya 900 hingga 1,000-ton sampah dikirim ke TPA Cipayung, Kota Depok setiap hari. Mayoritas sampah terbesar berasal dari sampah rumah tangga yang didominasi oleh jenis sampah organik atau sisa makanan.  

Baca Juga: BRI Dorong Peran Perempuan Melalui Program BRInita
 
Maggot merupakan larva lalat tentara hitam atau black soldier fly (BSF). Ukurannya antara 0,3 cm sampai 1,5 cm. Maggot atau larva BSF tidak menularkan patogen ke manusia serta diketahui memiliki nafsu makan yang tinggi sehingga dapat makan dua kali lebih banyak dari berat badannya per hari. 
 
Maka, budi daya maggot menjadi solusi yang efektif untuk mengurai sampah organik rumah tangga sekaligus bernilai ekonomis. Berdasarkan penelitian, Maggot mampu mengurai sampah organik dalam waktu dua pekan hingga 20 hari. Dari sisi ekonomi, hasil budidaya maggot dapat dimanfaatkan menjadi pakan ternak, pupuk kasgot untuk perkebunan, lilin aromaterapi (berbahan dasar minyak maggot), dan maggot kering untuk pakan ikan hias.

“Inisiasi program ini menjadi harapan baru bagi masyarakat untuk lebih peduli menjaga lingkungan dan menambah pendapatan keluarga. Program ini layak untuk diduplikasi dan ditiru oleh semua pihak,” ujar Aminudi, CEO Biomagg.
   
Melalui budi daya maggot ini, setidaknya warga setempat telah membantu mengurangi volume sampah yang biasanya berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA). Sejak 2021 hingga Juni 2024, Garudafood telah mengolah dan mencegah timbulan sampah organik berakhir di TPA sebesar 33,49 ton sampah, menghasilkan lebih dari 7,5-ton maggot BSF yang bernilai ekonomis. Dari upaya ini, Garudafood berhasil mencegah terbentuknya emisi gas rumah kaca setara dengan 122,24-ton karbon dioksida ekuivalen. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ahmad Febrian
Terbaru