Laju ekonomi Riau terhempas ke tiga terendah

Kamis, 05 Februari 2015 | 15:52 WIB Sumber: Antara
Laju ekonomi Riau terhempas ke tiga terendah

ILUSTRASI. Syarat Dapat Subsidi 10 Juta untuk Konversi Motor Listrik. (KONTAN/Muradi)


PEKANBARU.  Tren penurunan harga minyak dunia berimbas negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Riau pada 2014. Kawasan ini tertahan pada pertumbuhan 2,62%, berada di peringkat bawah pertumbuhan ekonomi di seluruh Indonesia.

"Pertumbuhan ekonomi Riau terendah ketiga secara nasional, setelah Aceh dan Kalimantan Timur. Ini karena pengaruh minyak," kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Riau Mawardi Arsyad di Pekanbaru, Kamis (5/2).

Sejak pertengahan 2014, harga minyak dunia terus cenderung menurun dan mempengaruhi nilai ekspor Riau dari sektor minyak dan gas. Menurut Mawardi, sektor yang termasuk dalam lapangan usaha pertambangan dan penggalian itu mengalami kontraksi, yaitu turun 5,5% selama 2014.

Bahkan, pada triwulan IV-2014, pertumbuhan sektor ini minus 6,4% dibanding periode yang sama tahun 2013 (year on year). Padahal, lapangan usaha pertambangan dan penggalian mendominasi struktur perekonomian Riau sebesar 39,51%. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi tertarik karena imbas penurunan sektor tersebut.

Beruntungnya, Riau masih memiliki sumber pertumbuhan ekonomi dari industri pengolahan yang pada 2014 tumbuh 1,50%. Industri pengolahan tumbuh paling tinggi pada tahun lalu, dan menopang 20,87% struktur perekonomian.

Selain itu, lapangan usaha dari pertanian, kehutanan, dan perikanan mengalami pertumbuhan 1,49%, serta konstruksi tumbuh 0,58%.

Meski begitu, ia mengatakan ekonomi Riau pada triwulan IV-2014 mengalami kontraksi 4,08% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya . Lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan minus 14,29% quarter to quarter. Selain itu, pertanian, penyediaan akomodasi dan makan minum juga mengalami kontraksi 3,79 persen.

"Kebijakan baru pemerintah dalam hal efisiensi anggaran perjalanan dan rapat dinas di hotel mempengaruhi pergerakan sektor penyediaan akomodasi dan makan minum," katanya.

Ia menambahkan, perekonomian Riau tahun 2014 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 679,69 triliun dan PDRB perkapita mencapai Rp 109,83 juta atau US$ 9.254,54.

Pengeluaran atau belanja konsumsi juga tumbuh tipis, sebesar 2,62%.

Pengeluaran Konsumsi RUmah Tangga (PKRT) dan Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) merupakan komponen yang mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 7,34% dan 15,53%. Kemudian diikuti oleh ekspor sebesar 2,92% dan Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar 1,62%.

"Pertumbuhan konsumsi rumah tangga Riau tergolong besar, menunjukan masyarakat Riau bisa dikatakan sangat konsumtif," katanya. (FB Anggoro)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia
Terbaru