KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden menegaskan komitmen Indonesia terhadap Paris Agreement dalam upaya mitigasi perubahan iklim dunia pada COP26 di Glassgow tahun ini. Komitmen ini diwujudkan dalam percepatan rehabilitasi mangrove dengan kondisi kritis, sekitar 20% dari 3,36 juta hektare (ha) di Indonesia.
Mengingat sedang terjadinya pandemi COVID-19, pelaksanaan percepatan rehabilitasi mangrove ini menggunakan kerangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Untuk memastikan PEN Mangrove ini tepat sasaran, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) melibatkan masyarakat lokal secara langsung.
Pelibatan masyarakat ini juga memberikan kesempatan agar masyarakat memperoleh nilai tambah dalam hal ekonomi, karena indikator kesuksesan rehabilitasi mangrove tidak hanya fokus pada jumlah dan luasan mangrove yang ditanam tapi juga peningkatan kesejahteraan masyarakat.
BRGM memiliki 9 provinsi target rehabilitasi mangrove, salah satunya adalah Provinsi Papua Barat. Di Papua Barat, pelaksanaan rehabilitasi mangrove dikerjakan BRGM bersama Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Remu Ransiki.
Baca Juga: Pemkab Selayar tetapkan status tanggap darurat pasca gempa magnitudo 7,4
Sejauh ini, sekitar 80% dari target seluas 1.500 ha penanaman bibit mangrove tahun 2021 telah rampung dilaksanakan oleh kelompok pelaksana. Dua dari 37 kelompok yang telah menyelesaikan penanaman bibit mangrove adalah Kelompok Masyarakat (Pokmas) Usuly, Distrik Aimas, Kabupaten Sorong dan Kelompok Tani Awandaroi di Kampung Masina, Distrik Bintuni, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat.
Menurut Agung Rusdiyatmoko, Kepala Kelompok Kerja Rehabilitasi Mangrove Wilayah Kalimantan dan Papua BGRM dalam keterangannya mengatakan setidaknya ada dua dampak yang diharapkan yaitu memulihkan ekologi mangrove agar tidak ada kerusakan kembali dan memberikan dampak ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terlebih sekarang kita masih pandemi COVID-19.
Kelompok Masyarakat (Pokmas) Usuly yang diketuai oleh Ninrrod Keramu ini melakukan penanaman bibit mangrove seluas 120 ha. Program penanaman mangrove ini, tutur Ninrrod, telah membantu perekonomian 89 anggota kelompoknya. “Program penanaman mangrove BRGM itu membantu ekonomi kami, uang yang kami terima, kami gunakan untuk membeli alat untuk mencari ikan, beli motor untuk transportasi dan penuhi kebutuhan sehari-hari,” ujar Ninrrod.
Senada dengan Ninrrod, Linda Wonopka selaku Anggota Kelompok Tani Awandaroi berterima kasih telah dilibatkan dalam penanaman bibit mangrove seluas 50 ha yang telah membantu perekonomian 40 anggota kelompoknya ini. “Kami berterima kasih karena warga jadi punya penghasilan tambahan di masa pandemi, bisa untuk membeli kebutuhan makan sehari-hari. Bantuan ini sangat bagus, sangat mulia, semoga Tuhan berkati,” ungkap Linda penuh syukur.
Rehabilitasi melalui penanaman bibit mangrove ini, seyogyanya adalah untuk mengembalikan fungsi ekologi mangrove, diantaranya untuk mencegah terjadinya abrasi, intrusi air laut dan tempat pemijahan biota laut. Rehabilitasi mangrove juga sangat diperlukan sebagai upaya untuk mempertahankan dan melindungi bentang alam nasional, terutama di kepulauan terluar Indonesia.
Baca Juga: Ada diskon dan penghapusan pajak kendaraan di Jakarta, sudah tahu informasinya?
Namun, upaya rehabilitasi ini tidak akan membawa dampak perubahan yang signifikan apabila warga masih melakukan penebangan pohon mangrove dan mengambil batu karang. Pasalnya, menurut penuturan Ninrrod Keramu, warga di wilayahnya mayoritas hidup dari menebang kayu mangrove dan mengambil batu karang.
“Mereka itu kan sudah tidak bisa tebang mangrove lagi karena sudah dilarang, Warga perlu mendapat bantuan supaya tahun depan tidak ada penebangan kembali dan tidak lagi bergantung pada praktik yang merusak ekosistem mangrove,” ujar Ninrrod.
Untungnya, lanjut Ninrrod, program rehabilitasi mangrove BRGM ini disambut antusias oleh warga di wilayahnya. Keantusiasan ini terlihat dari gotong royong warga yang ikut dalam menyelesaikan kendala ketersediaan bibit untuk ditanam di areal rehabilitasi mangrove seluas 120 ha itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News