Mencari pesaing andal hadapi Ahok di Pilkada DKI

Selasa, 26 Januari 2016 | 10:47 WIB Sumber: Kompas.com
Mencari pesaing andal hadapi Ahok di Pilkada DKI


JAKARTA. Basuki Tjahaja Purnama diperkirakan masih berada di atas angin pada Pilkada DKI 2017.

Tingginya minat kepada Gubernur DKI Jakarta itu karena faktor ketidaksukaan kepada partai politik dan DPRD DKI. Sementara, Basuki diperkirakan akan maju melalui jalur independen.

Setidaknya ini yang terlihat dari survei yang dilakukan oleh Centre for Strategic and International Studies (CSIS) tanggal 5-10 Januari 2016 lalu.

Secara popularitas, elektabilitas, dan top of mind, nama Basuki menempati urutan teratas dalam survei yang diikuti 400 responden dari seluruh wilayah DKI Jakarta, kecuali Kepulauan Seribu.

"Hal itulah yang ikut membantu Ahok (sapaan Basuki) mendapatkan dukungan, karena dia maju bukan melalui parpol," kata peneliti CSIS Arya Fernandes dalam sebuah diskusi dengan Kompas.com, Senin (25/1).

"Kalau parpol mau mengajukan orang, perlu tokoh yang terbaik agar sebanding dengan Ahok."

Dari hasil survei tersebut, nama beberapa tokoh yang dianggap publik dapat "menandingi" Basuki di antaranya adalah Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

Kedua nama itu bersama nama Basuki selalu muncul di peringkat tiga teratas ketika responden ditujukan pertanyaan tentang calon gubernur DKI Jakarta.

Meski responden disebut tidak terlalu tertarik dan percaya pada partai politik, pandangan itu dapat berubah jika partai politik mengusung calon berkualitas dengan track record yang baik juga.

Bila hal itu terjadi, maka Basuki akan mendapat lawan sebanding dalam pilkada 2017 mendatang.

Partai politik juga diminta untuk segera mengusung calonnya masing-masing. Hal itu dilakukan semata-mata untuk merebut hati warga Jakarta yang sampai saat ini masih setia memilih Basuki.

Jika pengusungan calon oleh partai politik dilakukan terlalu mepet, dikhawatirkan cara-cara yang dipakai untuk menjaring suara bukan cara yang baik.

"Pemilih di DKI Jakarta ini sudah rasional. Jangan sampai seperti pilkada-pilkada sebelumnya di mana parpol pakai cara tradisional dan primordial dalam mengumpulkan suara, ada mahar dan sebagainya, itu yang tidak kita harapkan," ujar Executive Director CSIS Philips L Vermonte secara terpisah.

Meski demikian, apa yang diungkapkan dalam survei CSIS masih cukup dini. Ada waktu setahun lagi menuju pilkada DKI Jakarta. Dalam waktu satu tahun, banyak kemungkinan bisa terjadi.

Publik kini menantikan siapa yang akan menjadi lawan Basuki dan menyatakan ikut serta dalam pesta demokrasi warga DKI Jakarta. (Andri Donnal Putera)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Terbaru