Menpar: KEK Tanjung Kelayang "the fastest"

Jumat, 02 September 2016 | 14:14 WIB Sumber: Kompas.com
Menpar: KEK Tanjung Kelayang


BELITUNG. Meski pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) disokong pemerintah pusat, peran pemerintah daerah dan investor juga sangat berpengaruh. Hal tersebut dibuktikan dengan pembangunan KEK Tanjung Kelayang di Belitung, yang disebut sebagai pembangunan KEK tercepat.

"Tanjung Kelayang ini 'the first and the fastest'. Kalau CEO berkomitmen, semua jadi lebih mudah. Ketika bupati turun tangan, juga begitu. Semoga ini menginspirasi daerah-daerah lain," ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya di Kantor Bupati Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Jumat (2/9).

Menurut dia, setelah meninjau KEK Tanjung Kelayang, hampir semua fasilitas sudah terpenuhi, antara lain air dan listrik.

Dari hasil peninjauannya, infrastruktur yang masih membutuhkan perbaikan dalam rangka memajukan KEK ini adalah Bandara Dipati Amir yang mesti ditingkatkan statusnya sebagai bandara internasional.

Berdasarkan laporan yang diterima Yahya, landasan bandara ini akan dibangun bertahap mulai dari 2.300 meter, 2.500 meter, kemudian terakhir 2.800 meter. Lebar landasan juga ditambah dari 30 meter menjadi 45 meter.

Yahya menuturkan, akses merupakan kunci utama supaya pengembangan KEK berhasil di suatu daerah. Oleh karena itu, kriteria KEK salah satunya adalah aksesibilitas.

Kemudian, ada pula kriteria atraksi, yaitu penarik utama destinasi dan kriteria area jangkauan, yaitu seberapa luas lahan KEK.

Selain itu, kriteria lain yang tidak kalah penting adalah harus ada investornya supaya pembangunan lebih cepat. "Kalau kita sendiri, pemda, kota, atau pemprov, itu akan makan waktu lama," ungkap Menpar.

KEK Tanjung Kelayang diusulkan oleh Belitung Maritime, yang merupakan konsorsium lima perusahaan  yaitu PT Belitung Pantai Intan (Belpi), PT Bumi Belitung Indah, PT Nusa Kukila, PT Tanjung Kasuarina, dan PT Setra Gita Nusantara. Kawasan ini menempati lahan seluas 324,4 hektare, dengan proyeksi penyerapan tenaga kerja sebanyak 23.645 orang hingga tahun 2022. (Arimbi Ramadhiani)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini
Terbaru