Nasdem: Program OK OCE sekadar lips service

Selasa, 11 September 2018 | 08:00 WIB   Reporter: Yudho Winarto
Nasdem: Program OK OCE sekadar lips service


DKI JAKARTA - JAKARTA. Program One Kecamatan Center for Entrepreneurship (OK OCE) yang digagas oleh mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahudin Uno yang digadang-gadang melahirkan pengusaha baru, kini dipertanyakan nasibnya.

Sekretaris Fraksi Hanura DPRD DKI Veri Yonnevil menilai, program OK OCE dijanjikan permodalan, namun kenyataan tidak dibantu modal usaha. Program itu disebut tidak matang, dan berbeda apa yang disampaikan saat kampanye, karena untuk dapat modal tetap harus pinjam ke bank.

Tak heran belakangan sejumlah OK OCE Mart sudah tutup karena tidak diberikan modal pinjaman yang dijanjikan Sandiaga.  Sikap Sandiaga yang menyebut wajar jika ada yang tutup, merupakan cermin lepas tanggung jawab dari program yang ia usulkan.

Pengamat ekonomi dari Indonesian Public Institute (IPI) Jerry Massie menganggap apa yang digaungkan oleh Sandiaga semata sebatas janji semasa kampanye di Pilkada DKI 2017 silam saja, ketika sudah menjabat program usulan dia justru diserahkan ke orang lain. Tak heran program itu berantakan.

"OKE OCE ini janji Sandiaga sebelum menjabat sebagai gubernur. Mana bisa dia akan memenuhi janjinya di Pilpres jika janji di DKI Jakarta saja tidak dijalankan, tidak jelas," ujar Jerry, dalam keterangannya, Senin (10/9).

Program OKE OCE yang gagal, lanjut dia, menjadi bukti bahwa Sandiaga cenderung tidak bisa mengelola antara apa yang dijanjikan dengan apa yang dikerjakan.  Menurut dia, kegagalan mengelola program OK OCE menjadi salah satu ciri kelemahan Sandiaga.  


Sementara, Ketua Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta Bestari Barus menyebut program OK OCE yang jadi andalan Pemprov DKI Jakarta era Anies Baswedan-Sandiaga Uno sekadar lips service.

"Jangan dididik-didik, dilatih-latih terus, itu memakan waktu. Kasih duitnya bagaimana perjanjian pengembaliannya agar kami bisa lebih berdaya. Saya katakan di media program OK OCE adalah program lips service," kata Bestari.

Program OK OCE, kata dia, pada awalnya ditujukan untuk menciptakan 200 ribu entrepreneur baru di Jakarta. Program itu pun dianggarkan Rp 98 miliar di APBD DKI 2018.

" Memang betul dalam tahun ini ada 45 ribu orang mendaftar, yang difasilitasi dengan akses permodalan baru sekitar 300-an saja. Jauh dari panggang daripada api. Habislah nanti Rp 98 miliar itu untuk pekerjaan yang hampir boleh dikatakan sia-sia tadi," kata dia.

Masyarakat juga tidak pernah dapat akses permodalan, hanya pelatihan biasa. Padahal, untuk pelatihan, di era sebelumnya juga sudah sering dilaksanakan. Alhasil, tak ada yang baru di program OK OCE.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru