Nelayan Natuna belum berani melaut meski situasi sudah aman

Sabtu, 04 Januari 2020 | 22:54 WIB   Reporter: Yudho Winarto
Nelayan Natuna belum berani melaut meski situasi sudah aman

KRI Teuku Umar-385 melakukan peran muka belakang usai mengikuti upacara Operasi Siaga Tempur Laut Natuna 2020 di Pelabuhan Pangkalan TNI AL Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Jumat (3/1/2020).


LAUT CHINA SELATAN - JAKARTA. Banyaknya KRI milik TNI AL saat ini di utara dan timur perairan pulau Laut, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau diakui sangat menggembirakan bagi para nelayan Natuna.

Hadirnya sejumlah KRI milik TNI AL membuat sejumlah nelayan Natuna sudah merasa aman dan nyaman mencari ikan di perairan pulau terdepan wilayah Indonesia tersebut.

Herman, Ketua Nelayan Kabupaten Natuna kepada Kompas.com mengatakan untuk saat ini mereka tidak merasa cemas lagi, karena sudah banyak KRI yang berjaga di perairan pulau terdepan tersebut.

Kapal ikan asing tak segan menabrak nelayan Natuna

"Kami berharap hal ini bisa terus terjadi, karena dengan keberadaan KRI 24 jam di perairan pulau terdepan ini, setidaknya para kapal ikan asing (KIA) pun tidak berani masuk wilayah perairan Indonesia ini," kata Herman kepada Kompas.com melalui telepon, Sabtu (4/1).

Selain kerap intervensi, kapal ikan asing juga kerap menabrakan kapalnya ke kapal nelayan Natuna. Sebab, rata-rata kapal nelayan Natuna masih kapal tradisional.

Baca Juga: BMKG : Waspada gelombang setinggi 6 meter di perairan Indonesia

Sementara kapal ikan asing berukuran di atas 30 GT. Apalagi jika ada kapal Coast Guard China mendampingi nelayan mereka, kapal ini juga tidak segan-segan melakukan hal-hal di luar dugaan nelayan Natuna.

"Selain keberadaan KRI, kami juga masih berharap ada bantuan radio dengan jangkauan yang luas," kata Herman. 

"Sehingga kami bisa kapanpun memberitahukan ke KRI yang standby jika ada kapal ikan asing yang masuk  di perairan terdepan Natuna."

Herman mengatakan, meski saat ini sudah dirasakan aman dan nyaman dalam mencari ikan di perairan terdepan Natuna.

Namun saat ini mereka belum berani melaut lantaran saat ini cuaca di perairan pulau terdepan ini masih belum bersahabat.

Gelombang tinggi, nelayan tradisional takut melaut

Saat ini, tinggi gelombang masih di atas 3 meter. "Palingan pertengahan Januari atau awal Februari, kalau saat ini gelombang masih tinggi," katanya. 

"Lagipula kapal Nelayan kami kecil-kecil dan masih tradisional." 

Baca Juga: TNI siaga tempur di Natuna menjaga kedaulatan wilayah

"Tapi ada juga sebagian nelayan yang turun, namun menggunakan kapal yang besar dan itu pun hanya bermain di pinggiran saja," katanya menambahkan.

Menghadapi coast guard China

Sementara itu, Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) Laksdya TNI Yudo Margono mengaku akan terus berada di Natuna selama kapal Coast Guard China masih berada perairan utara pulau Natuna tersebut.

Namun hal ini bukan untuk melakukan gencatan senjata, melainkan hanya bertujuan untuk mengusir dan memastikan kalau kapal tersebut tidak lagi memasuki perairan wilayah Indonesia.

Baca Juga: Prabowo ingin diplomasi damai dengan China di Laut Natuna, ini alasannya

"Kami hanya bertugas untuk melaksanakan pengendalian wilayah laut khususnya di Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) laut Natuna Utara dari pencurian pihak asing," katanya, melalui keterangan tertulis, Sabtu (4/1).

Bahkan untuk memaksimalkan pengendalian wilayah laut ZEE perairan pulau terdepan ini, Kogabwilhan I menerjunkan 600 personil, lima KRI dan satu pesawat intai maritim serta satu pesawat Boeing TNI AU. (Kontributor Batam, Hadi Maulana)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Nelayan Natuna Akui Sudah Aman, Namun Belum Berani Melaut",

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Yudho Winarto

Terbaru