AGRIBISNIS - JAKARTA. Wakil Ketua Kamar Dagang Industri (KADIN) DKI Jakarta, Sarman Simanjorang mengungkap saat ini pasokan daging di wilayah Jakarta masih normal terlebih karena permintaan yang tidak melonjak seperti saat hari raya Idul Fitri, Natal, maupun Idul Adha.
Apalagi, saat ini terdapat daging kerbau yang memiliki harga lebih murah daripada daging sapi. Dia bilang, kebutuhan daging saat Idul Adha bisa saja melonjak hingga 100%, dan saat Natal kebutuhan daging tumbuh sekitar 25%.
"Pasokan daging sampai saat ini memang masih normal, memang masyarakat harus diyakinkan memakan daging kerbau yang harganya hanya Rp 80.000 per kg. Saat ini kita sudah melewati fase Lebaran dan Idul Adha, jadi normal. Yang perlu diantisipasi sekarang adalah kebutuhan dunia usaha," tutur Sarman, Minggu (1/10).
Sarman berpendapat, saat ini keberadaan daging kerbau cukup bisa menggantikan kebutuhan masyarakat atas daging sapi. Dia bilang, banyak pedagang pengolah makanan berbahan baku daging sapi yang mulai menggantikannya dengan daging kerbau. Selain memiliki rasa dan tekstur yang lebih baik, harganya pun jauh lebih murah.
Menurut Sarman, saat ini kebutuhan daging di DKI Jakarta mencapai 65 ton setiap harinya. Dari kebutuhan tersebut dia mengungkap bahwa daging kerbau sudah menyuplai sekitar 60%-70% dari kebutuhan daging tersebut.
Sementara itu, Sarman juga menanggapi dengan baik kebijakan impor daging kerbau serta Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk daging beku yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Pasalnya, kebijakan tersebut membuat harga daging di pasaran menjadi lebih stabil.
"Tujuan pemerintah memang untuk mestabilkan harga, sekarang harganya sudah Rp 80.000 per kg, jadi sudah stabil sekali. Dan itu sebenarnya pilihan, kalau daging sapi di pasar tradisional harganya belum pernah di bawah Rp 100.000 per kg. Jadi masyarakat tinggal memilih, mau daging yang segar ya ada yang harganya i atas Rp 100.000 per kg, kalau yang di bawah Rp 80.000 per kg ya daging kerbau," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News