Pelabuhan Patimban dinilai akan menghidupkan properti di daerah Subang

Senin, 28 September 2020 | 23:08 WIB   Reporter: Sugeng Adji Soenarso
Pelabuhan Patimban dinilai akan menghidupkan properti di daerah Subang

ILUSTRASI. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kiri) meninjau proyek pembangunan Pelabuhan Patimban. ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar/ama.


INFRASTRUKTUR DAERAH - JAKARTA. Dalam rapat terbatas proyek strategis nasional tanggal 22 September, Presiden Joko Widodo menginstruksikan agar pembangunan Pelabuhan Patimban yang berlokasi di kabupaten Subang Jawa Barat segera dirampungkan pembangunannya.

Bahkan Presiden memberi target soft launching Patimban dapat dilaksanakan November 2020 ini sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional mengingat banyak sektor yang sangat bergantung terhadap kehadiran pelabuhan ini.

Pembangunan Patimban sangat erat kaitannya dengan semakin padatnya aktivitas di Pelabuhan Tanjung  Priok dapat dilihat dari dwelling time pada Mei 2020 berkisar dua sampai tiga hari. Kehadiran Patimban ini telah ditunggu-tunggu kalangan pengembang kawasan industri tidak saja di koridor Jakarta - Cikampek, bahkan kini semakin meluas di koridor Cikampek - Palimanan.

Beberapa pengembang properti yang memiliki proyek di Cikarang dan Karawang bahkan terus menerus mendengungkan akan hadirnya Pelabuhan Patimban ini dengan terus menggulirkan proyek-proyek barunya. Sebab, hadirnya Patimban dinilai tidak hanya menghidupkan kembali sektor industri, tetapi juga bakalan mendongkrak sektor hunian, pertanian, dan pariwisata yang saling berkaitan erat.

Dengan Pelabuhan Patimban ini akan terbangun segitiga kawasan pertumbuhan ekonomi, yaitu Pelabuhan Patimban, Airport Kertajati, juga kawasan di Bekasi, Karawang, dan Purwakarta sebagai sebuah kawasan industri, saling terkoneksi dan saling mendukung satu dengan yang lain sehingga memiliki daya saing terutama untuk produk-produk ekspor dan lebih khusus lagi di bidang otomotif.

Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda mengatakan meski belum memetakan Pelabuhan Patimban namun diperkirakan akan memberikan dampak cerah terhadap pertumbuhan sektor properti mulai dari kawasan indutri, hunian, perkantoran, dan sebagainya.

Baca Juga: Astra International (ASII) masih kaji dampak Pelabuhan Patimban terhadap ekspor mobil

Ia memperkirakan setiap infrastruktur baru akan memberikan dampak ekonomi yang ditandai dengan naiknya harga tanah biasanya dimulai dari kawasan disekitar keluar jalan tol. Ali memprediksi dalam kurun waktu tiga bulan sejak Pelabuhan Patimban beroperasi maka ekonomi di kawasan itu akan mulai bergerak ditandainya dengan pergerakan arus barang yang semakin cepat.

Hal senada juga dikemukakan akademisi dibidang transportasi, Djoko Setijowarno bahwa berbarengan dengan penyelesaian Pelabuhan Patimban juga harus diselesaikan akses yang menghubungkan Jalan Tol Cipali. Ia juga melihat ekonomi bakal bergerak dengan hadirnya Pelabuhan Patimban sepanjang pengusaha dalam koridor tersebut harus diberikan kepastian pengiriman arus barang lebih lancar dan cepat.

Dengan keberadaan Pelabuhan Patimban, akses tol Cikopo-Palimanan (Cipali) serta Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) atau dikenal dengan Bandara Kertajati, kini Subang menjadi wilayah yang strategis dan terintegrasi.

Kawasan industri

Salah satu yang tertarik untuk mengembangkan kawasan di koridor Patimban ini adalah PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA). Emiten ini  melalui anak usahanya PT Suryacipta Swadaya (Suryacipta) saat ini sedang mempersiapkan acara peletakan batu pertama untuk proyek kawasan industri di Subang pada November 2020.

Baca Juga: Akan pasok air baku ke kawasan patimban, ini progres konstruksi Bendungan Sadawarna

Kawasan industri bertajuk smart and sustainable city ini perlahan-lahan mulai mengungkap identitasnya yaitu Subang Smartpolitan.

Berdiri di lahan seluas 2.700 hektar, Subang Smartpolitan dinilai akan menjad kota masa depan di Subang. Tidak hanya sebuah kawasan industri, namun kawasan ini mencakup komersil, hunian, area rekreasi dan pendidikan. Sehingga kawasan ini menjadi suatu pengembangan yang terintegrasi.

VP Sales dan Marketing PT Suryacipta Swadaya, Abednego Purnomo menywbutkan hadirnya Patimban dan properti pendukung di sekitarnya setidaknya menjadi obat ditengah-tengah wabah yang belum kunjung usai setidaknya memberikan optimisme baru bagi sektor usaha.

"Walaupun groundbreaking belum dilaksanakan, namun kami telah menerima banyak inquiry dari berbagai investor asing maupun domestik khususnya dari industri otomotif, consumer goods, medical, alat kesehatan juga dari industri berbasis IT,” sebutnya dalam keterangan pers yang diterima kontan.co.id, Senin (28/9).

Selanjutnya: Menkeu sebut sistem logistik Indonesia seperti benang ruwet

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .

Terbaru