Pelestarian Songket Silungkang Lewat Pengembangan Destinasi Wisata Kampung Songket

Sabtu, 22 Juni 2024 | 22:02 WIB   Reporter: Noverius Laoli
Pelestarian Songket Silungkang Lewat Pengembangan Destinasi Wisata Kampung Songket

Anita Dona Asri saat menenun songket silungkang di workshop Dolas Songket miliknya di Desa Lunto Timur, Lembah Segar, Sawahlunto,?Sumatra?Barat.


BATIK -  JAKARTA. Songket Silungkang, warisan budaya dari Sawahlunto, Sumatra Barat, merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia yang harus dilestarikan. 

PT Semen Indonesia Tbk (SIG) melalui anak usahanya, PT Semen Padang, berkomitmen mendukung pelestarian budaya ini dengan mengembangkan destinasi wisata Kampung Songket di Desa Lunto Timur, Kecamatan Lembah Segar, Kota Sawahlunto, Sumatra Barat.

Dukungan ini dimulai dengan peletakan batu pertama tata ruang Kampung Dolas Songket pada 25 April 2024. 

Baca Juga: Pemerintah dorong ekspor Songket Silungkang

Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni, menyatakan bahwa salah satu fokus SIG dalam menjalankan program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) adalah mengoptimalkan potensi sumber daya dan kearifan lokal, serta isu strategis daerah untuk menciptakan nilai dan manfaat berkelanjutan.

"Pengembangan Kampung Dolas Songket oleh PT Semen Padang adalah langkah strategis untuk menjaga eksistensi songket Silungkang sebagai warisan budaya bangsa agar tetap lestari dan meningkatkan ekonomi masyarakat. Pendampingan menyeluruh akan melahirkan penenun andal yang mampu membawa songket Silungkang ke kancah global dan mengharumkan nama Indonesia," kata Vita dalam siaran pers, Sabtu (22/6).

Dolas Songket, didirikan oleh Anita Dona Asri pada 2014, merupakan UMKM yang berperan penting dalam pelestarian songket Silungkang. Dona, 38 tahun, adalah seorang local hero yang aktif memberikan edukasi dan pelatihan menenun di desanya. Nama Dolas Songket diambil dari gabungan nama Dona dan dua adiknya, Lastri dan Sepri.

Baca Juga: 12 Tahun Tak Pernah Ganti, Ini Seragam Batik Haji Indonesia Terbaru

Dona mulai menenun sejak kelas 3 SD, mempelajarinya dari orangtuanya. Setelah lulus dari perguruan tinggi di Sumatra Barat pada 2010, ia mendirikan Dolas Songket dengan modal awal Rp10 juta. 

Kini, Dolas Songket memiliki 29 penenun profesional dan menawarkan produk seperti kain, sarung, kemeja pria, dan gaun wanita dengan harga bervariasi antara Rp 400.000 hingga Rp3,5 juta. Setiap bulan, rata-rata 120 item terjual dengan peningkatan omzet 65% sejak awal usaha.

Dona bermimpi menjadikan desanya destinasi wisata kampung songket. Dengan dukungan dari PT Semen Padang sejak akhir 2023, berbagai bantuan diberikan, termasuk pelatihan desain songket berbasis digital pada Maret 2024. 

Baca Juga: Fokus CSR 2024, Elnusa Petrofin Lanjutkan Program Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Pelatihan ini mempercepat pembuatan desain dari 7 hari menjadi hanya 3 jam. Selain itu, mereka juga menerima bantuan komputer dan mesin cetak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli

Terbaru