KEBAKARAN LAHAN - JAKARTA. Memasuki musim kemarau, ancaman terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjadi perhatian berbagai pihak, termasuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Untuk menanggulangi ancaman ini, KLHK telah melakukan berbagai upaya pencegahan melalui berbagai terobosan. Untuk memaksimalkan pencegahan, di tahun ini pemerintah akan mendorong pendekatan baru dalam pencegahan karhutla.
Baca Juga: Bom Waktu Bernama Omnibus Law
"Caranya adalah dengan meningkatkan keterlibatan masyarakat, dengan menginventarisasi sumber daya pada berbagai desa yang dinilai rawan terjadi karhutla," ujar Kepala Biro Hubungan Masyarakat (Humas) Sekretariat Jenderal KLHK Nunu Anugrah kepada Kontan.co.id, Jumat (13/3).
KLHK mencatat, ada 4.140 desa di wilayah Indonesia yang rawan terjadi karhutla. Desa-desa ini berada di beberapa provinsi yang tersebar di Pulau Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku, dan juga Papua. Nantinya, desa rawan inilah akan menjadi target dalam upaya pengendalian karhutla, terutama upaya pencegahan.
Adapun beberapa upaya yang dilakukan oleh KLHK dalam melakukan pencegahan terhadap karhutla adalah sebagai berikut.
Pertama, mengembangkan sistem deteksi dini dan peringatan dini karhutla dengan menyajikan informasi dan monitoring hotspot, luas areal karhutla, dan Fire Danger Rating System yang dapat diakses melalui www.sipongi.menlhk.go.id.
Baca Juga: Pakar: Persoalan Jakarta akan tenggelam bukan sekadar lelucon
Kedua, menyusun berbagai regulasi terkait pengendalian karhutla dan pengelolaan lahan gambut berkelanjutan. Ketiga, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dengan membentuk Manggala Agni (Brigade Pengendalian Karhutla) di 11 Provinsi Rawan Kebakaran Hutan dan Lahan. "Sampai saat ini sudah ada sebanyak 34 Daops Manggala Agni dengan jumlah anggota sebanyak 1,994 personel," papar Nunu.
Keempat, membentuk masyarakat peduli api (MPA) di 28 provinsi yang terdiri atas 704 regu dan 10.569 anggota. Kelima, mendukung pembentukan Brigade Dalkarhutla di kesatuan pengelolaan hutan (KPH) di 14 provinsi dengan jumlah anggota sebanyak 870 personel.
Keenam, melengkapi sarana dan prasarana (sarpras) pengendalian karhutla baik untuk Manggala Agni atau Brigdalkarhutla di KPH dan MPA. Ketujuh, melakukan patroli pencegahan terpadu untuk menjalin sinergi dengan para pihak dengan target lokasi terpadu sebanyak 746 desa rawan karhutla.
Baca Juga: Sudah berubah, Jokowi: Riau padamkan titik api saat baru satu yang muncul
Kedelapan, melakukan patroli mandiri dan patroli rutin melalui Manggala Agni. Kesembilan, melakukan kampanye dan sosialisasi kepada masyarakat dan juga siswa di sekolah. Kesepuluh, Kesepuluh, menyiapkan lahan tanpa bakar melalui pembuatan cuka kayu, briket arang, kompos, dan wood pellet.
Kesebelas, melakukan patroli udara untuk mengetahui kebakaran di lokasi-lokasi yang sulit dijangkau. Ketigabelas, melakukan monitoring kejadian karhutla melalui menara pengawas dan thermal camera.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News