Dedi juga menekankan bahwa insan pertanian harus bisa menguasai sistem dan jejaring produksi, utamanya dalam hal supply and demand. Didukung kemampuan memastikan ketersediaan produk dan pintar membaca apa yang menjadi kebutuhan pasar.
"Supply and demand akan berpengaruh pada fluktuasi harga. Seringkali terjadi over produksi dari hasil produk pertanian lantaran supply and demand tak dikuasai dengan baik. Akibatnya, terjadi kelebihan produk daripada permintaan pasar yang membuat harganya terjun bebas," katanya.
Dia mengingatkan, Polbangtan dan PEPI sebagai pelaksana pendidikan vokasi pun terus menanamkan jiwa wirausahawan tak sekedar bisa berdagang, namun ada proses pembelajaran seperti mengelola usaha, mengolah bahan hingga kepada proses pemasarannya.
Baca Juga: Pemkab Madiun Wajibkan Penjualan Hewan Ternak Disertai Surat Kesehatan
Tak kalah penting, katanya, membaca peluang pasar merupakan hal yang esensial yang wajib hukumnya bagi seorang entrepreneur bila ingin sukses.
"Kelihaian dalam membaca peluang pasar, baiknya dilakukan mulai saat memulai dan mengembangkan usaha, melakukan segmentasi pasar, hingga saat melakukan perluasan usaha," kata Dedi Nursyamsi.
Bobby Nasution menambahkan selaku stakeholders penting regenerasi petani di Indonesia, selain membekali mahasiswanya dengan beragam kompetensi, Polbangtan juga menghadirkan sertifikasi termasuk bagi penyuluh pertanian, pertanian organik, asisten kebun, hidroponik, barista, digital marketing hingga desain grafis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News