Satpol PP: Pemudik ini ibarat pasien tanpa gejala, harus karantina
Sementara itu Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat Ade Afriandi mengatakan, pihaknya sudah mengeluarkan surat edaran kepada kepala desa se-Jabar untuk melaksanakan kewajiban karantina bagi pelaku lintas batas wilayah yang sudah memasuki wilayah desa/kelurahan.
"Kami berharap desa dan kelurahan mengarahkan supaya para pemudik yang sudah memasuki wilayahnya untuk melakukan karantina mandiri. Pemudik ini ibarat pasien tanpa gejala. Maka itu, karantina diharuskan selama lima hari," ucap Ade.
Dalam surat tersebut, pelaku perjalanan lintas batas antarprovinsi harus memiliki izin perjalanan/SIKM sebagaimana peraturan yang berlaku. Selain itu, pemerintah desa dan kelurahan diminta melakukan karantina bagi masyarakat pendatang atau pemudik.
Baca Juga: Bersabar tidak mudik menjadi upaya lindungi keluarga di kampung halaman
Ade menuturkan, pemudik dapat melakukan karantina mandiri di rumah tujuan mudik. Meski begitu, tempat karantina harus dipastikan benar-benar mengisolasi pemudik dari masyarakat setempat.
Jika rumah tujuan mudik tidak memungkinkan dijadikan tempat karantina, pemudik dapat melakukan karantina di tempat yang disediakan pemerintah desa dan kelurahan.
"Pemerintah desa dan kelurahan harus mengarahkan ke mana pemudik melakukan karantina mandiri selama lima hari jika rumah tujuan mudik tidak memungkinkan dijadikan tempat isolasi," ucapnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Pemudik Ibarat Pasien Tanpa Gejala, Harus Karantina 5 Hari...""
Penulis : Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani
Editor : Aprillia Ika
Selanjutnya: Perlu kesadaran masyarakat dan konsistensi aparat mengatasi penyebaran Covid-19
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News