Trauma, penumpang Garuda: Dibayar Rp 1 miliar pun tidak mau terbang lagi

Jumat, 22 November 2019 | 13:43 WIB   Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie, Titis Nurdiana
Trauma, penumpang Garuda: Dibayar Rp 1 miliar pun tidak mau terbang lagi

Penumpang Garuda Indonesia 271 tujuan bandara Soekarno Hatta sesaat setelah mendarat darurat di bandara Halim Perdanakusuma, Jumat (22/11) siang.


PENERBANGAN GARUDA - JAKARTA. Penumpang Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan 271 yang bertolak dari Banyuwangi ke bandara Soekarno Hatta pada Jumat (22/11) siang, bisa bernapas lega. Pasalnya, kini mereka diperbolehkan turun dari pesawat pasca mendarat darurat di bandara Halim Perdanakusuma.

Menurut Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Ari Askhara menjelaskan, saat ini penumpang sudah bisa turun dari pesawat karena sudah mendapatkan izin dari AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia) selaku pengelola bandara Halim.

Tidak hanya itu, bagasi penumpang juga akan dibantu oleh Gapura Angkasa.

Sebelumnya diberitakan, Garuda 271 terpaksa putar haluan ke bandara Halim Perdanakusuma pada Jumat (22/11) siang. Berdasarkan informasi yang KONTAN terima dari Sigit Pramono, mantan Direktur Utama BNI, pesawat terpaksa mendarat di Halim karena cuaca buruk di bandara Soetta.

Baca Juga: Garuda tujuan Soetta mendarat darurat di Halim, penumpang tak boleh keluar pesawat

Sigit merupakan salah satu penumpang di pesawat tersebut. "Alhamdulillah, kami sudah mendarat, tetapi mendarat darurat di Halim Perdanakusuma," kata Sigit.

Menurut Sigit, ada yang aneh dari kejadian ini. Pasalnya, seluruh penumpang tidak diperbolehkan turun. "Pilot mau terbang lagi ke Cengkareng, karena di Halim tidak ada petugas darat Garuda," jelasnya.

 

Tak mau terbang meski dibayar Rp 1 miliar...

Permasalahannya, lanjut Sigit, semua penumpang tidak mau terbang lagi karena merasa ketakutan setelah pesawat yang mereka tumpangi gagal mendarat sebanyak dua kali di Soetta.

Baca Juga: Insiden emergency landing Batik Air, ini respons Kemenhub

Meski demikian, Sigit dan penumpang lainnya merasa bersyukur dan berterima kasih kepada pilot dan Garuda. "Keputusan pilot sangat tepat sekali. Masalahnya hanya para penumpang tidak mau terbang lagi dari Halim ke Soetta. Mereka masih trauma," jelas Sigit lewat pesan singkatnya kepada KONTAN, Jumat (22/11).

Bahkan, lanjutnya, ada seorang pengacara bernama Rini Tarigan tidak mau diminta terbang lagi meski diberi uang Rp 1 miliar.

Baca Juga: Mengetahui critical eleven, momen terpenting dan berbahaya dalam penerbangan udara

Ari menegaskan, memang ada NOTAM dari AURI sebagai pengelola Halim yang tidak memperbolehkan penumpang turun dari pesawat.

Namun, lanjutnya, jika pihak AURI memberikan opsi lain, pihaknya akan mengikuti. Misalnya saja jika ada pilihan menaikkan penumpang ke bus bandara dengan tujuan Cengkareng. "Bila TNI AU memberikan opsi itu, kami ikut," tandasnya.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Terbaru