DKI JAKARTA - JAKARTA. Penyerapan Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta akan jadi tantangan pertama kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan, dan Sandiaga S. Uno.
Penyerapan APBD 2017 harus jadi prioritas Anies-Sandi lantaran hingga saat ini serapannya baru sampai 47,1%.
"Tugas pertama kita memang mengawal proses APBD 2017 karena baru terserap Rp 47,1% kegiatan terlaksana. Kita harus pastikan hingga akhir tahun semua yang direncanakan sebelumnya harus dituntaskan dan berjalan baik," kata Anies saat jumpa pers penyerah kajian Tim Sinkronisasi Anies-Sandi, Jumat (13/10) di Jakarta.
Niat menggeber serapan APBD DKI Jakarta 2017 dengan sisa waktu tersisa dipandang tak realistis oleh Deputi Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Seknas FITRA) Apung Widadi.
"Tidak realistis habiskan sisa APBD dalam 2,5 bulan ke depan. Pembangunan pun tak akan bagus untuk proyek fisik," kata Apung saat dihubungi Kontan.co.id.
Menurut Apung lebih baik Anies-Sandi fokus untuk susun RAPBD DKI Jakarta 2018. Sementara anggaran tak terserap bisa masuk ke dalam Sisa Lebih Tahun Penggunaan Anggaran (Silpa).
"Silpa 2017 sekarang dicatat tidak terserap dan dimasukkan ke anggaran berikutnya. Sehingga setelah dilantik bisa langsung sinkronisasi di RAPBD," lanjut Apung.
Namun menyisakan APBD bukan berarti tanpa konsekuensi. Meski dalam waktu singkat ketakserapan APBD juga akan mengganggu pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta.
Ekonom Indef Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan belanja pemda merupakan komponen penting guna mendorong ekonomi daerah
"Kalau realisasinya kecil dampaknya ke konsumsi masyarakat dan pendapatan sektor swasta jadi berkurang," kata Bhima saat dihubungi Kontan.co.id.
Idealnya menurut Bhima serapan APBD DKI Jakarta harus didorong hingga 80% hingga akhir tahun. Tentu dengan pengawasan yang ketat.
"Alokasi belanjanya bisa didorong lebih kepada belanja modal dibanding belanja pegawai. Untuk pembangunan infrastruktur, dan pemberian bantuan ke UMKM misalnya," lanjut Bhima.
Meski demikian Bhima juga meragukan Anies-Sandi sisa APBD diserap optimal lantaran masa transisi. "Meskipun Anies sebelumnya pernah berada di birokrasi," tambah Bhima.
Sebelumnya, Ketua Tim Sinkronisasi Anies-Sandi Sudirman Said mengatakan, secara retoris bahwa guna menyerap penuh APBD 2017 maka Anies-Sandi harus menghabiskan Rp 420 miliar APBD tiap harinya.
"Di sisa dua bulan setengah itu artinya setiap hari kalau mau cepat kita harus spend Rp 420 miliar," kata Mantan Menteri ESDM (13/10).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News