CLOSE [X]

Pramono Menilai Penerapan WFA di Jakarta Dinilai Strategis dan Memungkinkan

Jumat, 11 Oktober 2024 | 15:31 WIB   Reporter: Yudho Winarto
Pramono Menilai Penerapan WFA di Jakarta Dinilai Strategis dan Memungkinkan

ILUSTRASI. Calon Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung (kiri) bersama calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno (kanan) dan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (tengah) memberikan keterangan kepada wartawan usai bertemu di Taman Semanggi, Jakarta Pusat, Kamis (19/9/2024). Pada pertemuan tersebut Pramono-Rano membahas tentang dinamika Jakarta bersama Ahok sebagai bekal maju pada Pemilihan Gubernur. ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/YU


PILKADA - JAKARTA. Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung mengusulkan konsep work from anywhere (WFA) sebagai bagian dari visi kerjanya di Jakarta.

Menurut Pramono, fleksibilitas dalam bekerja, termasuk bagi para birokrat dan pekerja swasta, dapat meningkatkan produktivitas warga Jakarta.

Ia menegaskan bahwa WFA akan diterapkan, terutama untuk generasi Z, agar mereka dapat bekerja dari mana saja tanpa terikat lokasi fisik.

Dalam gagasannya, Pramono menyarankan pembagian hari kerja, di mana dua hari dihabiskan bekerja di kantor, sementara tiga hari lainnya bekerja dari rumah atau tempat lain.

"Bagaimana generasi Z bisa bekerja dari mana pun," kata Pramono.

Baca Juga: Perputaran Uang Pilkada 2024 Diprediksi Minimal Sentuh Rp 20 Triliun

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun telah memulai dorongan terhadap digitalisasi sebagai bagian dari transformasi ekonomi melalui program Smart City Jakarta.

Program ini bertujuan meningkatkan akses dan kualitas infrastruktur digital untuk mendukung kegiatan ekonomi yang lebih efisien, termasuk penerapan WFA.

Selama pandemi COVID-19, WFA telah diterapkan secara luas di Jakarta. Banyak perusahaan yang sebelumnya ragu terhadap konsep ini menyadari bahwa karyawan tetap dapat bekerja efektif meski tidak berada di kantor. Pada 2020, sekitar 34% pekerja di Jakarta beralih ke sistem kerja jarak jauh.

Survei dari Jobstreet, Boston Consulting Group, dan The Network menunjukkan bahwa 68% responden menginginkan kombinasi antara bekerja di rumah (WFH) dan di kantor (WFO), sementara 23% lainnya memilih sepenuhnya bekerja jarak jauh. Hanya 9% yang masih menginginkan sistem kerja penuh di kantor seperti sebelum pandemi.

Badan Kepegawaian Negara (BKN) menyatakan bahwa penerapan WFA diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan kepuasan pegawai, serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi birokrasi pemerintahan.

Baca Juga: TikTok Gandeng Bawaslu dan KPU untuk Perkuat Upaya Jaga Integritas Pilkada 2024

Potensi Pengurangan Kemacetan

Pengamat transportasi Djoko Setijowarno menilai bahwa gagasan WFA di tengah tingginya angka kemacetan di Jakarta sangat memungkinkan diterapkan.

Menurut Djoko, banyak kantor swasta sudah menerapkan sistem ini dengan model kerja hybrid, yakni beberapa hari di kantor dan sisanya dari rumah atau tempat lain.

Jika diterapkan secara luas, kebijakan ini berpotensi menghasilkan efek multiplier yang signifikan. Pertama, mengurangi kepadatan penduduk di Jakarta selama jam sibuk.

Kedua, perputaran uang tidak hanya terjadi di Jakarta karena pekerja dapat tetap tinggal dan bekerja dari tempat asalnya. Ketiga, kemacetan di Jakarta dapat berkurang.

Editor: Yudho Winarto

Terbaru