CLOSE [X]

Pramono Menilai Penerapan WFA di Jakarta Dinilai Strategis dan Memungkinkan

Jumat, 11 Oktober 2024 | 15:31 WIB   Reporter: Yudho Winarto
Pramono Menilai Penerapan WFA di Jakarta Dinilai Strategis dan Memungkinkan

ILUSTRASI. Calon Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung (kiri) bersama calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno (kanan) dan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (tengah) memberikan keterangan kepada wartawan usai bertemu di Taman Semanggi, Jakarta Pusat, Kamis (19/9/2024). Pada pertemuan tersebut Pramono-Rano membahas tentang dinamika Jakarta bersama Ahok sebagai bekal maju pada Pemilihan Gubernur. ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/YU


Menurut laporan TomTom Traffic Index 2023, Jakarta menduduki peringkat ke-29 sebagai kota termacet di dunia, dengan waktu tempuh meningkat hingga 46% pada jam sibuk.

Baca Juga: Efek Pilkada Belum Terasa di Sektor Hotel, PHRI Ungkap Penyebabnya

"Setiap jam yang dihabiskan dalam kemacetan adalah jam produktif yang terbuang. Sebenarnya kalau swasta di Jakarta itu sudah dilaksanakan banyak yang sudah masuk kerja dua tiga hari, sudah berjalan, tapi tidak bisa semua pekerjaan. Misal untuk ASN yang pelayanan, mungkin tetap harus ke kantor," ucap Djoko dalam keterangannya Jumat (11/10).  

Djoko menilai bahwa penerapan WFA bisa membantu mengurangi tekanan lalu lintas dan meningkatkan kualitas hidup pekerja, meski belum bisa menyelesaikan masalah kemacetan sepenuhnya.

Djoko menekankan bahwa WFA lebih cocok diterapkan pada sektor-sektor profesional, seperti teknologi, keuangan, dan jasa.

Beberapa sektor, terutama yang membutuhkan interaksi langsung atau pekerjaan manual, seperti produksi makanan atau manufaktur, mungkin tidak dapat memanfaatkan konsep WFA sepenuhnya.

WFA juga memberikan peluang bagi perusahaan untuk merekrut talenta dari luar Jakarta tanpa harus memindahkan mereka ke ibu kota.

Baca Juga: Terkena Efek Pilkada, Emiten Bisa Berjaya

Dengan WFA, perusahaan dapat memperluas pencarian tenaga kerja, meningkatkan daya saing, dan memberikan lebih banyak kesempatan bagi talenta di seluruh Indonesia untuk bekerja di perusahaan besar tanpa harus pindah ke Jakarta.

Meski begitu, Djoko menegaskan bahwa perusahaan perlu mempertimbangkan kesejahteraan karyawan dalam penerapan WFA, termasuk memberikan pelatihan keterampilan digital dan manajemen waktu.

Menurut laporan dari McKinsey, perusahaan yang sukses menerapkan WFA adalah yang mampu membangun budaya kerja kolaboratif dan memberikan alat yang tepat bagi karyawan untuk bekerja dengan efisien.

Secara keseluruhan, penerapan WFA di Jakarta menawarkan banyak manfaat, termasuk peningkatan kualitas hidup pekerja dan pengurangan kemacetan.

Namun, Djoko mengingatkan bahwa penerapan WFA harus dilakukan dengan hati-hati dan tidak semua jenis pekerjaan bisa dijalankan secara jarak jauh.

"Dengan WFA, Jakarta bisa lebih produktif dan lebih ramah bagi para pekerja, asalkan dilakukan dengan pendekatan yang tepat," tutup Djoko.

Selanjutnya: Kemenkeu Kantongi Setoran Pajak Rp 18,5 Triliun dari 11.268 Crazy Rich Indonesia

Menarik Dibaca: Cara Kirim Pesan Tanpa Koneksi WiFi dan Internet di iOS 18

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru