KETAHANAN PANGAN - JAKARTA - Stok beras Provinsi Jawa Tengah untuk Ramadan dan Idul Fitri 2024 dipastikan aman bahkan berlebihan.
Saat ini, beberapa kabupaten tengah mengalami masa panen terbesar, termasuk Demak dengan luas wilayah 19.710 hektar, termasuk Kecamatan Dempet dan Bonang, yang menjadi lokasi pelaksanaan Pertanian Cerdas Iklim (Climate Smart Agriculture atau CSA).
Kepastian ini disampaikan oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan Jawa Tengah, Dyah Lukisari, yang menjelaskan bahwa wilayah-wilayah seperti Sragen, Temanggung, dan Purwakarta juga sedang mengalami masa panen yang tinggi.
"Bahkan di wilayah Demak dan Grobogan yang sebelumnya terkena banjir pada pertengahan Februari, kini telah memasuki masa panen," katanya dalam siaran pers, Rabu (13/3).
Baca Juga: BPS Was-Was Komoditas Pangan Bakal Sumbang Inflasi Besar Momen Ramadan-Lebaran 2024
Dyah menambahkan bahwa di Kabupaten Temanggung ada sekitar 3.999 hektar dan di Demak ada 19.710 hektar lahan yang siap panen, sehingga stok beras untuk Ramadan dan Idulfitri dipastikan aman.
“Jadi, saat Ramadan dan Lebaran pada bulan Maret hingga April, stok beras di Jawa Tengah aman,” jelas Dyah.
Hal ini sejalan dengan optimisme Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, yang menyatakan bahwa stok beras untuk kebutuhan Ramadan dan Idulfitri di seluruh Indonesia akan terpenuhi. Optimisme ini didasarkan pada pemantauan hasil panen di berbagai daerah.
Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan bahwa pada bulan Maret 2024, produksi beras mencapai 3,51 juta ton, sementara produksi bulan April diperkirakan mencapai 4,92 juta ton. Dengan proyeksi tersebut, stok beras nasional akan mencukupi untuk Ramadan dan Idulfitri.
Baca Juga: Tekan Inflasi Jelang Ramadan, Mendagri Minta Suplai Ditambah dan Distribusi Lancar
Hal yang sama dikemukakan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, bahwa pemerintah mendukung aktivitas petani dan penyuluh dalam upaya menjaga ketahanan pangan.
Direktur National Project Implementation Unit (NPIU) SIMURP, Bustanul Arifin Caya, menjelaskan bahwa Program SIMURP di Kementerian Pertanian fokus pada upaya antisipasi dampak perubahan iklim global pada sektor pertanian.
Project Manager SIMURP, Sri Mulyani, menjelaskan bahwa Program CSA SIMURP merupakan upaya modernisasi irigasi strategis dan program rehabilitasi mendesak.
"Pengelolaannya melibatkan empat kementerian dan lembaga, yaitu Bappenas, Kementan, Kementerian PUPR, dan Kemendagri," katanya.
Panen di Demak
Setelah melakukan panen padi seluas 1.275 hektar pada bulan Desember 2023, Kabupaten Demak di Provinsi Jawa Tengah kembali melakukan panen raya seluas 2.914 hektar pada bulan Januari dan Februari 2024 dari hasil tanaman Musim Tanam I (MT) yang ditanam pada Agustus dan Desember 2023.
Kabar baik ini diungkapkan oleh Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian dan Pangan Pemkab Demak, Hery Wuryanta.
Hasil panen gabah rata-rata diperkirakan mencapai 7,8 ton per hektar dan gabah ketan mencapai 9,2 ton per hektar.
Baca Juga: Hati-hati, Ekonom Ingatkan Kenaikan Inflasi di Ramadan dan Lebaran
Panen padi pada bulan Januari dan Februari 2024 di Demak tersebar di Kecamatan Karanganyar dan Guntur, serta di lokasi kegiatan Pertanian Cerdas Iklim (Climate Smart Agriculture atau CSA) seperti di Kecamatan Dempet dan Bonang.
Teknologi CSA yang digagas oleh Kementerian Pertanian RI bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan pendapatan petani tanpa merusak lingkungan melalui adaptasi terhadap perubahan iklim serta mengurangi atau menghilangkan emisi gas rumah kaca (GRK).
Hery Wuryanta menambahkan bahwa padi hasil produksi Musim Tanam I di wilayahnya memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan Musim Tanam II.
"Kualitasnya lebih baik karena ada sela setelah palawija, kemudian padi, sehingga tanah menjadi subur kembali. Jadi, produksinya lebih tinggi dibandingkan dengan Musim Tanam II," katanya.
Baca Juga: Waspadai Lonjakan Inflasi di Ramadan dan Lebaran
Meskipun wilayah Demak terdampak oleh fenomena El Nino yang mengakibatkan kekeringan panjang dan sempat menghambat Musim Tanam I, hasil produksi padi Demak dinilai masih cukup bagus, karena Demak berada di wilayah hilir dari sungai-sungai besar di Jawa Tengah.
"Meskipun terdampak oleh El Nino, masih ada sumber air yang mencukupi. Jadi, meskipun kita mengalami El Nino, tetap ada banjir seperti biasa, namun ini bukan karena La Nina. Ini menunjukkan bahwa sumber air masih tersedia meskipun terdapat El Nino," bebernya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News