PAPUA - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2019 melambat yaitu hanya 5,02% year-on-year (yoy). Secara spasial, pertumbuhan ekonomi paling rendah terjadi pada kelompok provinsi di Pulau Maluku dan Papua yang terkontraksi yaitu -7,4% yoy.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Maluku dan Maluku Utara sejatinya masih positif yaitu masing-masing 5,57% dan 6,13% yoy.
Baca Juga: PDB Indonesia tumbuh 5,02% sepanjang tahun 2019 lalu
“Yang menjadi penarik ke bawah adalah pertumbuhan Papua yang mengalami kontraksi -15,72% pada tahun lalu,” tutur Suhariyanto, Rabu (5/2).
Adapun, merosotnya pertumbuhan ekonomi Papua ialah sejalan dengan penurunan produksi tambang PT Freeport Indonesia yang beroperasi di sana.
“Penyebab utamanya adalah memang betul penurunan produksi Feeeport di mana ada peralihan pertambangan sehingga Papua mengalami kontraksi pertumbuhan tahun lalu,” sambung Suhariyanto.
Baca Juga: Konsumsi domestik masih jadi penopang pertumbuhan PDB Indonesia di tahun 2019 lalu
BPS mencatat, penurunan pertumbuhan ekonomi Papua sudah terjadi sejak kuartal III-2018 lalu di mana produk domestik regional bruto (PDRB) hanya tumbuh 6,2% atau jatuh dari kuartal sebelumnya yang sebesar 23,89% yoy.
Kuartal IV-2018, PDRB Papua kian tertekan sehingga tumbuh -17,95% yoy sehingga secara setahun penuh pertumbuhan ekonomi Papua tercatat 7,37% di 2018.
Sementara sepanjang 2019, pertumbuhan PDRB Papua selalu negatif. Secara berturut-turut, ekonomi Papua di kuartal pertama hingga keempat mencatat pertumbuhan -18,66%, -23,91%, -15,05%, dan -3,73% yoy.
Baca Juga: Ini penyebab konsumsi rumah tangga di kuartal IV-2019 lesu
Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi Papua secara akumulatif tahun lalu tercatat -15,72% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News