Ridwan usulkan nama Overpass Pelangi Antapani

Selasa, 24 Januari 2017 | 11:50 WIB Sumber: Antara
Ridwan usulkan nama Overpass Pelangi Antapani


BANDUNG. Wali Kota Bandung M Ridwan Kamil mengusulkan nama untuk Jembatan Layang Antapani Kota Bandung yakni "Overpass Pelangi Antapani" yang diresmikan oleh Wakil Presiden RI M Jusuf Kalla, Selasa (24/1).

"Kami mohon izin Pak Wapres karena abstrak maka kami akan menamainya 'Overpass Pelangi Antapani'. Namanya sesuai dengan keceriaan yang dihadirkan oleh 'overpass' ini," kata Ridwan Kamil saat memberikan sambutan pada peresmian Overpass Antapani Kota Bandung.

Ia menuturkan, atas nama pribadi dan mewakili warga Kota Bandung dirinya menyampaikan terima kasih atas inovasi yang dihadirkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang telah menghasilkan karya istimewa Overpass Antapani.

Pada kesempatan tersebut, ia menjelaskan mengapa Overpass Antapani Bandung tersebut harus diresmikan oleh Wakil Presiden RI M Jusuf Kalla.

"Ada yang namanya kenapa diresmikannya oleh Pak Wapres. Saya jelaskan di sini karena overpass ini menghadirkan inovasi di dalamnya yang akan mengubah wajah infrastruktur di Indonesia," kata dia.

Ia menuturkan teknologi-teknologi baru yang dihasilkan dalam pembangunan Overpass Antapani Bandung tersebut ialah memakai beton ringan yang bisa mengapung di air namun kekuatannya sama dengan beton konvensional.

"Karena memakai teknologi beton ringan maka waktu pembangunan Overpass Antapani ini hanya enam bulan saja. Biasanya flyover konvensional bisa satu tahu (pembangunan), tapi di sini kita diskon jadi enam bulan saja," kata dia.

Selain itu, lanjut Emil, inovasi dan teknologi yang dihadirkan dalam pembangunan Overpass Antapani tersebut juga berdampak pada hematnya biaya pembangunan.

"Dengan panjang yang sama biasanya biaya pembangunannya mencapai Rp100 miliar, tapi di sini cuma Rp35 miliar," kata dia.

Berdasarkan siaran pers Biro Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, pembangunan Overpass Antapani merupakan pilot project teknologi Corrugated Mortabusa Pusjatan (CMP) yang baru pertama kali diterapkan di Indonesia.

Kelebihan CMP adalah masa konstruksi yang lebih cepat 50 persen jika dibandingkan dengan konstruksi beton umumnya yang memakan waktu 12 bulan, sementara CMP hanya memerlukan waktu enam bulan.

Kelebihan lainnya ialah bentang konstruksi jembatan yang panjang di mana lingkungan jembatan dapat mencapai 36 meter sehingga mampu mengakomodir delapan lajur kendaraan di bawah jembatan.

Pelaksanaan konstruksi CMP juga tidak mengharuskan penutupan jalur kendaraan sehingga memberikan dampak yang sangat kecil terhadap kemacetan di sekitar lokasi konstruksi.

Selain itu, CMP juga memiliki nilai estetis, sehingga dapat menjadi suatu landscape dan bisa menjadi landmark suatu kawasan. Konsumsi bahan alam konstruksi CMP jauh lebih rendah dibandingkan konstruksi dengan teknologi beton sehingga ramah lingkungan.

Teknologi mortar busa ini digunakan sebagai pengganti timbunan tanah atau sub base yang biasanya dipakai tanpa memerlukan lahan yang lebar karena dapat dibangun tegak dan tidak memerlukan dinding penahan serta tidak perlu ada alat pemadat karena dapat memadat dengan sendirinya.

Penggunaan baja bergelombang selain mempercepat waktu pelaksanaan overpass juga lebih efisien secara pembiayaan. Biasanya, untuk membuat satu buah jembatan dengan beton bertulang, membutuhkan biaya sekitar Rp120 miliar.

Tetapi, untuk pembuatan overpass dengan struktur bergelombang dengan timbunan ringan mortar busa, hanya membutuhkan anggaran Rp35 miliar.

Pembangunan Overpass Antapani merupakan proyek kerja sama antara Pusjatan Kementerian PUPR, Pemkot Bandung dan Pemerintah Korea.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Yudho Winarto

Terbaru