SAWAHLUNTO. Produksi tembakau hasil budidaya petani asal desa Lumindai Kota Sawahlunto, Sumatera Barat(Sumbar), mencapai enam ton per tahun dengan luas areal perkebunan sebanyak 15 hektare.
"Angka tersebut terpantau meningkat dibandingkan 2013 dengan total jumlah hasil panen 4,5 ton dengan luas lahan sebanyak 12 hektare," kata Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan setempat, Hilmet, di Sawahlunto, Jumat (21/10).
Pada 2015 total produksi mengalami peningkatan hingga 7,8 ton dan kondisi ini membuktikan usaha perkebunan tembakau masyarakat kota Sawahlunto memiliki peluang untuk terus berkembang serta memberi dampak positif terhadap pertumbuhan perekonomian masyarakat.
Menurut dia, tembakau yang dihasilkan tersebut masih dikemas secara sederhana berbentuk lempengan dan dijual kepada konsumen rokok lintingan di pasar-pasar tradisional di kota itu serta daerah sekitar.
Disinggung mengenai upaya pembinaan yang dilakukan pihaknya, ia menjelaskan sejauh ini dilaksanakan melalui kegiatan pengembangan usaha tani desa tembakau setiap tahunnya secara berkelompok dengan target utama peserta merupakan petani penghasil tembakau di Kota Sawahlunto.
"Kegiatan tersebut dibiayai dari dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT), yang dinilai sangat membantu keberlangsungan kegiatan usaha kelompok-kelompok petani penghasil tembakau di kota ini," ujarnya.
Di samping itu, lanjutnya, pihaknya juga melakukan beberapa kegiatan serupa dengan menggunakan alokasi dana yang bersumber dari kas daerah, yang bersifat perluasan bidang usaha bagi petani tembakau seperti pelatihan pengembangan ternak sapi.
Kegiatan lainnya, jelas dia, memberikan bantuan bibit komoditas perkebunan jenis pala dan kopi serta bantuan sarana dan prasarana produksi tembakau antara lain seperti alat penyemprotan hama, alat pemotong rumput dan lain sebagainya.
Bantuan tersebut masyarakat petani tembakau mampu meningkatkan peluang usaha mereka dan tidak bergantung pada satu jenis komoditas saja.
"Langkah tersebut diyakini akan memicu peningkatan daya saing petani dalam menghadapi pasar bebas di masa yang akan datang," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD setempat, Bakri SP, menilai upaya yang dilakukan ppemerintah itu sudah cukup baik dalam menunjang upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Namun demikian, lanjut dia, peningkatan daya saing juga harus dibarengi dengan kegiatan-kegiatan promosi dan peningkatan kualitas hasil panen serta fasilitasi terhadap jaminan ketersediaan pasar bagi para petani.
Dia berharap, ada pemisahan yang jelas terhadap seluruh kegiatan yang dilaksanakan sesuai fungsinya sebagai bantuan sosial serta upaya pembinaan yang terpusat pada sasaran untuk meningkatkan produksi tembakau itu sendiri.
Seorang petani tembakau asal Desa Lumindai, Syafri (45), mengatakan sejauh ini masyarakat cukup terbantu dengan adanya upaya pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah daerah.
Ke depan mereka berharap ada upaya lain dalam menunjang usaha mereka seperti penambahan peluang ketersediaan lahan dan peningkatan jumlah penjualan tembakau.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News