Bojonegoro. Sebanyak 174 desa dari 419 desa di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mengajukan permohonan pencairan Dana Desa tahap kedua sebagai pendapatan desa yang dialokasikan Rp 120 miliar dari APBN 2016.
Kepala Bagian Pemerintahan Pemkab Bojonegoro Supi Haryono mengatakan 174 desa itu mengajukan permohonan pencairan Dana Desa tahap kedua sebesar 25%, pekan lalu. "Kami harapkan desa lainnya segera mengajukan pencairan DD tahap kedua agar alokasi anggaran Rp 120 miliar bisa terserap semuanya pada Maret," katanya.
Saat ini, pemkab masih melakukan verifikasi kelengkapan administrasi, antara lain laporan pemanfaatan Dana Desa tahap pertama sebanyak 174 desa. Selain itu, katanya, verifikasi 23 desa yang mengajukan pencairan dana desa tahap pertama, karena terlambat mengajukan pencairan.
Dia menjelaskan pencarian DD tahap kedua akan dipercepat, agar desa bisa segera memanfaatkan dana tersebut untuk tahap kedua. Ia memberikan gambaran pencairan dana desa tahun lalu untuk tahap pertama 25% baru bisa dilaksanakan Maret, tahap kedua Agustus, dan tahap ketiga November.
"Kalau pencairan dana desa bisa cepat maka perputaran ekonomi di desa bisa segera berjalan," ucapnya.
Ia mengaku tidak tahu pasti penyebab masih ada desa yang belum mengajukan pencairan dana desa tahap kedua. "Yang tahu pasti penyebabnya kecamatan," ujarnya.
Ia memperkirakan desa yang belum mengajukan proses pencairan dana desa tahap kedua, karena masih menyelesaikan administrasi pemanfaatan dana desa tahap pertama. Ia mengatakan sumber penghasilan desa, selain dana desa yaitu alokasi dana desa (ADD), bagi hasil pajak (BHP) dan bagi hasil retribusi (BHR), yang bersumber dari APBD tk II.
Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah (BPKKD) Pemkab Bojonegoro Ibnu Soeyothi mengatakan pemkab mencairkan ADD tahap pertama 25% untuk 30 desa. "Hari ini pemkab akan mencairkan ADD langsung ke rekening 30 desa yang sudah mengajukan pencairan," ucapnya.
Sesuai data, katanya, besarnya alokasi ADD mencapai Rp 236,3 miliar, meningkat dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya Rp 204 miliar. (Slamet Agus Sudarmojo)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News