Petta Saiye selanjutnya meneruskan pencarian senjata menuju ke Pulau Timor yakni di Negeri Delly. Di sana, ia menjalin hubungan dagang dengan pengusaha Portugis bernama Dacosta.
Untuk mengabulkan transaksi senjata yang ia harapkan, Dacosta memberikan syarat bersedia menukar senjatanya. Dengan catatan, pertukaran dilakukan di Negeri Delly untuk menghindari intervensi dari pihak Belanda.
Petta Saiye setuju. Kemudian, ia membawa kapal layar berisi muatan barang yang diperlukan untuk transaksi, hingga kemudian berhasil mendapatkan meriam, bedil, senjata, dan mesiu.
Baca Juga: Jokowi: Ibu kota baru sebagian di Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kaltim
Senjata-senjata tersebut kemudian ditempatkan di beberapa tempat yakni Tanjung Jumlai Jaya di Desa Tanjung yang saat ini masuk ke dalam administrasi Penajam Paser Utara. Adapun panglima perang yang ditugaskan di sana adalah Aden Segara.
Peninggalan budaya yang bersisa di antaranya makam, masjid, serta rangka bangunan, meriam, dan bungker.
Penulis: Nur Rohmi Aida
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sejarah Masa Lalu Penajam Paser Utara, dari Kisah Dua Suku Paser hingga Kerajaan Adat"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News