AGRIBISNIS - Temenggung Nangkus adalah salah satu tokoh orang rimba asli dari Air Hitam. Di tengah upaya penanganan masalah terhadap masyarakat yang juga disebut dengan Suku Anak Dalam (SAD) ini, menurutnya, kemajuan-kemajuan di masyarakat SAD sudah mulai terlihat.
“Dulu Orang Rimba tidak mengenal seperti sekarang yang lebih layak, sejak perusahaan dan pemerintah bekerja sama untuk mendorong dan mengangkat kehidupan menjadi lebih layak dibandingkan yang sebelumnya,” katanya dalam keterangannya, Minggu (13/6).
Dari segi ekonomi, menurutnya, SAD sudah memiliki ladang untuk menanam padi dan ubi, namun butuh waktu untuk menunggu hasil panen. Berkat bantuan pemerintah dan perusahaan, menurutnya, saat ini mereka sudah bisa bertahan untuk menunggu panen berikutnya.
Ia juga tidak menampik peran PT Sari Aditya Loka (SAL), perusahaan perkebunan kelapa sawit yang sering berinteraksi dengannya.
Baca Juga: Bisa merampingkan perut, berikut 8 manfaat jengkol untuk kesehatan
Sebagai contoh, menurut Temenggung Nangkus, jika mereka sakit diantar berobat. Bahkan ada anak mereka yang disekolahkan dan ditanggung semua biayanya, ada juga yang dijadikan guru untuk anak anak belajar membaca serta ada juga yang diangkat menjadi karyawan di perusahaan.
“Kami sangat senang karena kerjasama ini sangat baik,” tegasnya.
Temenggung Nangkus juga menepis isu adanya konflik dengan SAL. Ia berharap program-program untuk pemberdayaan masyarakat SAD terus dilakukan. Termasuk melalui keterlibatan banyak lembaga di Forum Kemitraan Pembangunan Sosial SAD.
Menurutnya, hal itu sangat penting bagi kemajuan Orang Rimba. Ia percaya Forum tersebut bisa bekerja sama dalam membantu atau mengangkat SAD. Dalam Forum itu pun ada pimpinan Orang Rimba yang dilibatkan.
Selanjutnya: Orang Rimba didorong untuk lebih mandiri di tengah pandemi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News