KONTAN.CO.ID - MEDAN. Sekitar 50 warga Kampung Baru, Kelurahan Huta Nabolon, Kecamatan Tukka, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, hilang kontak sejak Selasa (25/11/2025) siang setelah banjir bandang dan longsor memutus seluruh akses permukiman.
Pesan terakhir melalui panggilan video menjadi satu-satunya tanda bahwa mereka masih berusaha bertahan hidup di tengah kondisi darurat.
Menurut keterangan keluarga korban, Rosmawati Zebua (30), tujuh anggota keluarganya termasuk dalam rombongan warga yang terjebak di hutan.
Mereka terpaksa menyelamatkan diri ke wilayah lebih tinggi setelah jembatan utama terputus dan banjir menerjang rumah-rumah warga.
Baca Juga: Banjir dan Longsor Terjang Tapanuli Tengah, 4 Warga Tewas dan Ribuan KK Terdampak
Rosmawati menyebut video call terakhir berlangsung sekitar pukul 09.30 WIB pada Selasa. Saat itu, kondisi ponsel adiknya sudah rusak karena terendam air sehingga komunikasi tidak lancar.
“Mereka bilang sudah mengungsi, sudah nggak di rumah lagi. Banjir bandang sudah menghadang semua,” ujarnya.
Dalam pesan terakhir itu, warga menyampaikan bahwa mereka mulai kelelahan dan kelaparan setelah mengungsi sejak pagi tanpa membawa perbekalan.
“Katanya air sudah seperti lautan, makanya mereka lari ke atas tanpa bawa apa pun. Mereka teriak minta tolong, belum makan dari pagi,” kata Rosmawati.
Baca Juga: Banjir dan Longsor Lumpuhkan Tapanuli Tengah, Brimob Perkuat Operasi Penyelamatan
Sekitar pukul 11.00 WIB, seluruh sambungan komunikasi terputus. Hingga kini tidak ada kabar mengenai kondisi rombongan yang turut membawa seorang bayi berusia tiga bulan serta seorang lansia yang lumpuh akibat stroke.
Hujan deras yang mengguyur sejak Sabtu (22/11/2025) sempat membuat warga bersiap mengungsi ke sebuah gereja. Namun intensitas banjir bandang yang meningkat drastis memaksa mereka naik lebih jauh ke kawasan hutan.
Rosmawati berharap rekaman video terakhir yang tersebar dapat mempercepat upaya pencarian dan evakuasi.
Baca Juga: Banjir Bandang Rendam Tapanuli Tengah, Jalan Amblas dan Puluhan Warga Diungsikan
“Pasti saat ini mereka sudah kelaparan dan kedinginan. Tidak ada makanan. Kami hanya berharap bantuan pemerintah bisa segera sampai,” ujarnya.
Sumber: https://medan.kompas.com/read/2025/11/26/190901678/pesan-terakhir-50-warga-tapteng-sebelum-terjebak-banjir-bandang-dan-hilang.
Selanjutnya: Premi Asuransi Kesehatan Tumbuh 50%, Zurich Asuransi Beberkan Penyebabnya
Menarik Dibaca: Lion City vs Persib Bandung (26/11): Laga Hidup Mati, Jadwal Siaran dan Prediksi Skor
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News