KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Program Sekolah Rakyat yang digagas Presiden Prabowo Subianto dinilai memiliki nilai strategis sebagai pemutus rantai kemiskinan dan pilar ketahanan nasional.
Guru Besar Universitas Negeri Makassar (UNM), Harris Arthur Hedar menilai program ini dirancang dengan pendekatan holistik untuk mengatasi kemiskinan ekstrem dan tingginya angka putus sekolah, sehingga dampaknya tidak hanya menyentuh siswa, tetapi juga keluarga dan masyarakat luas.
“Pendekatan yang holistik itu memiliki tujuan inti, yaitu memutus rantai kemiskinan antargenerasi melalui pendidikan. Di sinilah nilai strategis dari program ini,” ujar Harris dalam keterangan tertulis, Kamis (28/8).
Harris menjelaskan, keluarga miskin dengan anak putus sekolah sangat mungkin akan menghasilkan generasi miskin berikutnya.
Baca Juga: Abdul Mu'ti Usul Siswa TK Kurang Mampu Dapat PIP Rp 450.000 per Tahun
Ia menekankan, model pendidikan berasrama untuk anak-anak miskin bukan hanya menjamin akses pendidikan, tetapi juga meningkatkan taraf hidup melalui penyediaan fasilitas akomodasi dan nutrisi yang layak.
Selain itu, sekolah dengan model asrama juga membina karakter siswa, sehingga menghasilkan individu yang lebih sehat, terampil, dan berdaya saing. “Kalau ini berlanjut hingga ke pelosok dan daerah 3T, kita akan melihat generasi baru Indonesia yang lebih sehat, berpendidikan, dan memiliki daya saing global,” tuturnya.
Harris menilai, jika program ini dijalankan konsisten hingga menjangkau daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar), maka peta jalan Indonesia Maju akan semakin nyata.
Gagasan Sekolah Rakyat sendiri disebutnya bukan hal baru. Pada masa awal kemerdekaan, konsep ini muncul untuk memberikan kesempatan seluruh anak memperoleh pendidikan dasar.
Baca Juga: Wajib Tahu, SNBP 2026 Bakal Gunakan Hasil Ujian Nasional TKA 2025
Sekolah rakyat modern, lanjut dia, bukan sekadar ruang belajar, tetapi juga menjadi pusat pemberdayaan dengan konsep asrama, penyediaan gizi, dan pembinaan karakter. Pendekatan ini bertujuan menyelesaikan akar persoalan pendidikan sekaligus kemiskinan ekstrem yang masih menghantui banyak daerah di Indonesia.
Selanjutnya: Inilah Efek Terlalu Sering Menggunakan AI pada Otak
Menarik Dibaca: Prediksi, H2H, dan Line Up Cremonese vs Sassuolo (29/8): Apakah Bang Jay Main?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News