Separuh kebutuhan listrik di Merauke berpotensi dipasok dari energi baru terbarukan

Minggu, 15 Agustus 2021 | 06:00 WIB   Reporter: Filemon Agung
Separuh kebutuhan listrik di Merauke berpotensi dipasok dari energi baru terbarukan


Dadan menekankan, penggunaan kayu sebagai bahan bakar biomassa pun perlu tetap menjadi perhatian. Pohon yang ditebang harus diganti.

"Jadi pohon-pohonnya jangan sampai berkurang. Program ini program yang berkelanjutan, jadi hutannya minimal harus sama dengan yang ada sekarang," tegas Dadan.

Sementara itu, Direktur Operasi Medco Energi Budi Basuki mengungkapkan beroperasinya pembangkit listrik biomassa ini menjadi bukti kerja sama yang baik antara pengembang listrik swasta dan pemerintah.

"Kami dengan penuh rasa bangga dan bahagia menyampaikan bahwa kami telah berhasil membangun dan mengoperasikan pembangkit listrik biomassa di Wapeko, Kabupaten Merauke, Papua dengan kapasitas 3,5 MW," kata Budi.

Baca Juga: Erick Thohir minta PLN berhenti main proyek-proyek tak penting

Asal tahu saja, Pembangkit ini merupakan pembangkit Independent Power Producer (IPP) pertama dengan energi baru terbarukan yang ada di Pulau Papua.

Budi melanjutkan, pemanfaatan energi terbarukan melalui biomasa dari hutan tanaman industri merupakan energi hijau yang berkelanjutan dan dapat memberikan sumbangan pengurangan emisi yang besar karena yang sifatnya karbon netral. Pembangkit listrik biomassa juga telah terbukti dapat mengurangi biaya pembangkitan dan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) serta menggunakan sumber daya lokal.

"Jadi ini sesungguhnya harus bisa menjadi bagian yang dimaksimalkan terutama untuk Pulau Papua, karena potensi hutan energi di sini sebetulnya bisa mensuplai untuk 150 MW setara BBM, karena itu kami sebetulnya sudah mengusulkan agar paling tidak secepatnya di Merauke bisa ditambahkan 10 MW sehingga akan membuat Merauke menjadi Kabupaten pertama yang akan mencapai 50% pembangkitnya berasal dari energi terbarukan," pungkas Budi.

Selanjutnya: Ingin Merambah Pasar Mass-Product, Nio Siapkan Merek Baru

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli
Terbaru