Setelah "menghilang" 155 tahun, ibis sendok raja kembali terlihat di Sulawesi

Rabu, 23 Oktober 2019 | 04:00 WIB   Reporter: kompas.com
Setelah


Kedua jenis ini sangat mirip, perbedaannya hanya warna gelap di wajahnya, Black-faced spoonbill ada bagian bulu putih di dahinya, namun sepintas keduanya mirip. “Kami berharap dari tiga individu ini merupakan dua jenis, ibis sendok raja atau Royal Spoonbill dan ibis sendok kecil atau Black-faced spoonbill. Ternyata hanya jenis pertama,” kata Hanom.

Kehadiran burung ibis sendok raja di Danau Limboto mengejutkan pera penggiat lingkungan Perkumpulan Biota. Ini merupakan catatan pertama kali mereka kehadiran jenis ini di danau kritis tersebut.

Baca Juga: BioDAR menggunakan radar cuaca, memonitor populasi serangga

Perkumpulan Biota merupakan lembaga nirlaba yang bergerak di bidang pendidikan konservasi dan pendampingan masyarakat. Lembaga ini sudah melakukan pengamatan burung di Danau Limboto sejak tahun 2015.

Dari lembaga inilah kemudian terlahir data burung di Danau Limboto yang berjumlah 94 spesies. Jumlah ini akan bertambah seiring temuan ibis sendok raja di lokasi tersebut.

Perjumpaan dengan burung yang memiliki wajah hitam dengan paruh besar mirip moncong platipus, hewan semi-akuatik yang lazim ditemukan di bagian Timur Australia ini membuat gembira penggiat lingkungan di Gorontalo. Tidak banyak catatan di Pulau Sulawesi yang ditemukan saat mengembangkan informasi tentang ibis sendok raja.

Hasil penelusuran di internet memunculkan informasi yang berasal dari jurnal tahun 1907, catatan ini berada di museum Leiden, Belanda. Jurnal itu menyebutkan, terdapat tengkorak ibis sendok raja yang sudah tidak sempurna yang dikirim dari Sulawesi oleh Carl Benjamin Hermann Baron von Rosenberg, seorang naturalis yang pernah mengunjungi Gorontalo pada 1865.

Baca Juga: Burung jago migrasi, ternyata memang bakat turunan

Tahun sebelumnya, Rosenberg mengunjungi Negeri Minahasa. “Penemuan ibis sendok raja ini didapat di persawahan Langowan, Minahasa. Itu sudah lama sekali, 155 tahun lalu, ” kata Hanom.

Hanom Bashari berusaha mencari informasi kehadiran ibis sendok raja di Pulau Sulawesi pascalaporan Rosenberg tersebut, namun belum menemukan. “Tidak ada lagi catatan kehadiran ibis sendok raja di Sulawesi setelah itu,” kata Hanom.

Catatan lama Rosenberg pada 1864 seakan membangkitkan kembali ingatan betapa lengan utara Pulau Sulawesi sangat penting dalam siklus kehidupan satwa liar, terutama burung air.

Editor: S.S. Kurniawan
Terbaru