AGRIBISNIS - JAKARTA. Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma) melalui UPA Teaching Factory (TEFA) menjajaki kerjasama dengan salah satu mitra dunia usaha dan dunia industri (DUDI) yang bergerak di bidang usaha pengolahan biofarmaka, PT Naturindo Fresh pada Kamis (25/2).
Kepala Unit TEFA, R Hermawan beserta jajarannya bertemu dengan Direktur PT Naturindo Fresh guna membahas rencana pengembangan Agro eduwisata.
Pengembangan Agroeduwisata INI dimaksudkan untuk mengembangkan TEFA menjadi pusat edukasi masyarakat berbasis wisata. Melalui langkah tersebut diharapkan TEFA dapat lebih berkembang dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
“Selama ini TEFA masih dikelola sebatas untuk lahan praktik mahasiswa saja, oleh karena itu kami menggagas untuk mengembangkan TEFA yang dapat diakses oleh masyarakat luas. Salah satu caranya yaitu dengan menjadikannya sebagai kawasan wisata edukasi berbasis pertanian,” ujar Hermawan, dalam keterangannya, Minggu (28/2).
Baca Juga: Dukungan Komisi IV DPR bagi penyuluh di Wonogiri
Penanggungjawab Pengelolaan TEFA Sempu, Geraldo A. Rimartin, menambahkan bahwa lokasi pengembangan Agroeduwisata direncanakan bertempat di TEFA Sempu dengan tema Biofarmaka atau jejamuan sesuai dengan konsep pengembangan yang telah dirancang sebelumnya.
“Konsep kedepannya TEFA sempu akan menjadi semacam pusat edukasi tanaman biofarmaka mulai dari pengenalan tanaman di taman koleksi sampai dengan produk turunan hasil olahannya,” ujar Geraldo.
Penjalinan kerjasama antara Pendidikan Vokasi dengan DUDI merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan tinggi. Badan PPSDMP Kementerian yang bertugas membawahi penyelenggaraan pendidikan vokasi pertanian terus mendorong Polbangtan dan SMK Pertanian untuk bersinergi dengan DUDI.
Kepala Badan PPSDMP, Dedi Nursyamsi, menyatakan bahwa salah satu ciri suksesnya pendidikan vokasi adalah terserapnya alumni oleh Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Oleh karena itu, untuk mewujudkan hal tersebut, perlu melibatkan DUDI dari tahap awal hingga akhir pembelajaran.
Hal tersebut selaras dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang menyatakan bahwa sistem pembelajaran vokasi harus dikembangkan semirip mungkin dengan DUDI agar tercipta lulusan yang berkualitas dan terkualifikasi.
Baca Juga: Anggota DPR ini dukung Kementan bekali petani lewat Bimtek