Tarif tol dalam kota segera naik, apa pendapat ekonom CSIS?

Minggu, 26 Januari 2020 | 18:39 WIB   Reporter: Rahma Anjaeni
Tarif tol dalam kota segera naik, apa pendapat ekonom CSIS?


JALAN TOL - JAKARTA. Tarif tol dalam kota dengan ruas Cawang - Tomang - Pluit dan Cawang - Tanjung Priok - Ancol Timur - Jembatan Tiga/Pluit segera naik.

Ekonom Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia Fajar B. Hirawan mengatakan, idealnya kenaikan tarif tol tersebut perlu dibarengi dengan ketersediaan moda transportasi publik yang optimal dan memadai.

"Sehingga masyarakat akan memiliki opsi lain untuk melakukan aktivitasnya tanpa harus menggunakan kendaraan pribadi," ujar Fajar kepada Kontan.co.id, Minggu (26/1).

Baca Juga: Tarif Tol Dalam Kota akan segera naik

Menurut Fajar, pada dasarnya penyesuaian tarif tol merupakan suatu hal yang lumrah terjadi. Apalagi di tengah upaya pemerintah dalam membangun infrastruktur jalan tol untuk meningkatkan konektivitas antardaerah, serta menjaga kenyamanan pengguna jalan tol dengan pemeliharaan berkala.

Selain itu, Fajar juga mengira kenaikan tarif tol dalam kota ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mendorong masyarakat agar beralih menggunakan moda transportasi publik, seperti Moda Raya Terpadu (MRT), Lintas Rel Terpadu (LRT), dan Bus Feeder.

Namun disayangkan ketersediaan berbagai moda transportasi tersebut saat ini masih belum optimal.

"Jadi kalau ditanya, (kenaikan tarif tol) pasti memberatkan dan akan mengganggu daya beli masyarakat," ungkapnya.

Baca Juga: BPJT sebut 6 ruas jalan tol baru akan dilelang tahun ini

Kemudian, bagi masyarakat yang menggunakan kendaraan roda empat, kenaikan tarif ini tentu akan meningkatkan alokasi pengeluaran mereka untuk biaya transportasi.

Tak hanya itu, biaya logistik dan transportasi secara otomatis juga akan naik, sehingga akan ada penyesuaian harga barang dan jasa.

Maka dari itu, Fajar mengimbau agar pemerintah perlu mencermati secara hati-hati dampak yang mungkin akan terjadi akibat dari kenaikan tarif tol ini.

Meskipun demikian, menurut Fajar kenaikan tarif ini tetap bisa menjaga pertumbuhan ekonomi di beberapa sektor. Contohnya, jika menilik dari sisi pengeluaran, kenaikan tarif ini tetap bisa menjaga pertumbuhan sektor konsumsi swasta/rumah tangga.

Baca Juga: Kenaikan Tarif Jalan Tol Menopang Kinerja Jasa Marga (JSMR)

Jika melihat dari sisi lapangan usaha, kenaikan tarif ini juga dapat menjaga pertumbuhan sektor industri pengolahan, sehingga angka pertumbuhan ekonomi sebesar 5% masih mampu dicapai di tahun 2020 ini.

Apabila berbicara mengenai dampak, Fajar mengira pada akhirnya dampak kenaikan tarif akan bermuara ke tingkat inflasi atau daya beli.

"Kalau dampak lain, ya dari inflasi tadi. Kenaikan biaya transportasi dan logistik akhirnya meningkatkan harga barang dan jasa, lalu menyebar ke sektor-sektor ekonomi lainnya," kata Fajar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Yudho Winarto

Terbaru