MEDAN. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara tahun ini masih fokus pada pengembangan luasan dan produktivitas tanaman bawang merah untuk menekan inflasi di daerah itu.
Kepala Dinas Pertanian, Sumatera Utara (Sumut), M Roem, di Medan, Minggu, mengatakan sumber dana pengembangan lahan dan produktivitas tanaman bawang merah itu bersumber dari APBN dan APBD Sumut.
Pengembangan lahan tanaman bawang itu direncanakan dibuka di beberapa daerah yang menjadi sentra komoditas tersebut selama ini seperti Kabupaten Samosir, Toba Samosir, Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan "Tahun lalu, Pemprov Sumut juga sudah melakukan hal itu. Bahkan Bank Indonesia dan Pemkot Medan sangat membantu dengan mengembangkan tanaman itu di Medan dan Karo,"katanya..
Pemprov Sumut, terus berupaya maksimal meningkatkan produksi bawang merah mengingat komoditas itu selalu menjadi salah satu barang pemicu inflasi.
Padahal di satu sisi, pemerintah sedang berupaya keras menekan angka inflasi untuk mendorong pertumbuhan perekonomian.
"Dengan peningkatan produksi, maka kebutuhan di Sumut bisa dipenuhi dari selama ini yang mengandalkan pasokan dari Jawa dan impor dari India,"katanya.
Roem tidak merinci anggaran dana dan luasan tanaman bawang merah yang akan dikembangkan dengan alasan tidak ingat pasti.
Namun dia menyebutkan, pada 2013 produksi bawang merah Sumut ada 6.318 ton dari luas panen 752 hektare.
Asisten II Ekonomi Pembangunan Setda Provinsi Sumut, Sabrina menyebutkan inflasi Sumut tahun lalu yang sebesar 8,17 persen masih tergolong tinggi sehingga perlu terus dilakukan berbagai upaya untuk menekannya.
Meskipun, katanya, inflasi itu sudah turun dari 2013 yang sebesar 10,18 persen.
"Belajar dari tahun-tahun lalu, inflasi harus ditekan dengan memperkuat produksi komoditas yang selalu menyebabkan inflasi seperti bawang dan cabai merah,"kata Sabrina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
