Tim Amirul Hajj: Sudah Ada 108 Jemaah Haji Indonesia yang Meninggal Dunia

Selasa, 03 Juni 2025 | 13:35 WIB   Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
Tim Amirul Hajj: Sudah Ada 108 Jemaah Haji Indonesia yang Meninggal Dunia

ILUSTRASI. Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daker Makkah membantu jamaah calon haji (JCH) Indonesia gelombang pertama SUB 45 saat tiba dari Madinah di Makkah, Arab Saudi, Sabtu (1/6/2024).


IBADAH HAJI - Tim Amirul Hajj Indonesia menyoroti tingginya jumlah jemaah haji yang meninggal dunia tahun ini. Jumlahnya bahkan sudah lebih tinggi dari tahun lalu.

Laporan mengenai jemaah haji Indonesia yang meninggal di tanah suci disampaikan oleh Kepala BPOM, dr. Taruna Ikrar, yang juga merupakan anggota Tim Amirul Hajj, pada hari Senin (2/6).

Taruna menjelaskan, angka kematian jemaah haji yang cukup tinggi pada musim haji tahun ini menjadi perhatian serius bagi Tim Amirul Hajj.

"Ini satu minggu sebelum puncak haji, data yang meninggal dunia lebih tinggi dari tahun lalu pada hari yang sama. Saat ini ada 108 orang jemaah yang meninggal dunia," kata dr. Taruna, seperti dirilis kemkes.go.id.

Taruna mengakui bahwa tidak mungkin bagi dokter, yang jumlahnya terbatas, bisa menangani dua jutaan orang jemaah.

Baca Juga: Menag Nasaruddin Umar Pimpin Delegasi Amirulhaj Indonesia 2025, Ini Para Anggotanya

Di sisi lain, dirinya juga menyoroti permasalahan di mana petugas kesehatan tidak dapat melayani jemaah karena persoalan izin operasional klinik dan praktik.

"Saya mendengar pelayanan kesehatan di sini (KKHI) kurang optimal karena permasalahan izin operasional. Banyak jemaah meninggal di hotel karena menahan rasa sakit. Mereka merasa stres jika harus dirujuk dan dirawat di RS sini (karena) tidak ada teman, tidak bisa berkomunikasi karena tidak mengerti bahasanya. Jadi, saya bersama Amirul Hajj akan berbicara dengan Menteri Haji dan Menteri Kesehatan Arab Saudi," lanjut Taruna.

Menanggapi situasi tersebut, Direktur Jenderal SDM Kesehatan Kementerian Kesehatan, Yuli Farianti, mengatakan bahwa strategi yang diterapkan adalah menyatukan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Bidang Kesehatan dengan Tenaga Kesehatan Haji Kloter (TKHK) untuk mendampingi jemaah.

Baca Juga: 500 Jemaah Haji Asal Palestina yang Diundang Raja Salman Tiba di Arab Saudi

Yuli menjelaskan, para bersatunya PPIH yang akan dibagi menjadi 8 markaz/maktab, dengan dokter spesialis dan perawat disebar sesuai dengan kebutuhan.

"Strateginya adalah bersatunya PPIH yang akan dibagi menjadi 8 markaz/maktab. Para dokter spesialis akan standby di markaz tersebut. Para dokter dan perawat akan mengisi markaz yang TKHK-nya sedikit, sementara jumlah jemaahnya banyak," kata Yuli.

Taruna menyambut baik insiatif Kementerian Kesehatan Indonesia. Dirinya menyerukan agar seluruh potensi yang dimiliki Indonesia dimaksimalkan untuk memberikan pelayanan terbaik dan menekan angka kematian di kalangan jemaah.

Tonton: Komnas Haji: Visa Haji Furoda Berada di Luar Tanggung Jawab Pemerintah

Selanjutnya: Tak Sempat Beli? Cek Harga Kambing dan Sapi Kurban Online yang Bisa Diantar ke Rumah

Menarik Dibaca: Samsung A35 Harga Juni 2025, Smartphone Punya Kamera yang Instagramable

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

Terbaru