Tinggalkan pendopo, Ridwan Kamil pilih ngontrak rumah

Sabtu, 20 Januari 2018 | 15:31 WIB   Reporter: Yudho Winarto
Tinggalkan pendopo, Ridwan Kamil pilih ngontrak rumah

ILUSTRASI. WaliKota Bandung Ridwan Kamil mencoba mobil listrik Evhero


PILKADA - BANDUNG. Bakal calon gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meninggalkan pendopo, rumah dinasnya sebagai Wali Kota Bandung periode 2013 -2018. Ridwan Kamil segera mengikuti kontestasi Pilkada 2018 setelah melakukan pendaftaran sebagai cagub Jabar bersama wakilnya Uu pada 9 Januari lalu. 

Kang Emil dan keluarga akan meninggalkan pendopo dengan mobil pribadinya, siang ini menuju rumah kontrakannya di Cipaganti.

"Hari ini saya pindah kediaman karena sebagai kepala daerah saya harus memberikan contoh bahwa dalam proses Pilkada tidak boleh menggunakan fasilitas negara," kata Kang Emil sapaan akrab Ridwan Kamil di pendopo dalam keterangan persnya, Sabtu (20/1).

Sekarang, lanjut Kang Emil, dia ngontrak rumah di Jalan Cipaganti. Kenapa ngontrak? karena rumah pribadi di komplek Cigadung terlalu kecil juga menjaga kenyamanan tetangga di sana karena urusan-urusan Pilkada membutuhkan mobilitas keluar masuk yang cukup tinggi.

Kang Emil menjelaskan, ada dua rumah yang dikontraknya.  Satu rumah untuk ditinggali keluarga dan satu rumah untuk dijadikan posko pemenangan Rindu (Ridwan Kamil - Uu Ruzhanul Ulum). Lokasi kedua rumah sama-sama di Jalan Cipaganti, supaya koordinasi dan mobilitas antara dirinya dan tim relawan lebih mudah dan efisien.

Sementara itu, Kang Emil akan cuti dari jabatannya sebagai Wali Kota Bandung setelah penetapannya sebagai calon Gubernur Jabar oleh KPUD pada 14 Februari 2018.

Setelah cuti, menurut Kang Emil, dia akan kembali bertugas sebagai wali kota. "Tapi kan kan masa jabatan tinggal 2,5 bulan lagi, tanggung kan kalau  pindah lagi ke sini (pendopo). Jadi kepindahan hari ini adalah pindah selamanya atau permanen," ucap Kang Emil.

"Mungkin pendopo masih digunakan untuk kegiatan dinas, tapi tidak ada keluarga yang berhuni di sini lagi. "

Emil mengakui banyak sekali suka duka tinggal di pendopo bersama keluarga. Pendopo, bangunan heritage ini, kata Kang Emil sudah sangat indah secara lanskap, tapi dulu kurang terurus. Sekarang dari arah depan sampai belakang sudah direnovasi dan taman-taman sudah dibangun sehingga terlihat lebih asri.

Dulu jalur belakang, kata Kang Emil, hanya untuk mobil lewat. Di sana  saya buat taman yang ada kolam airnya. Kalau dulu orang hilir mudik tidak ada zona, sekarang diatur lebih tertib, misalnya zona tamu sebelah barat, sedangkan zona kedinasan sebelah timur.

Tak hanya itu, suasana pendopo juga menjadi lebih hidup, kupu-kupu mulai berdatangan, padahal dulu nggak ada. Pendopo juga sering dipakai untuk kegiatan budaya dan agama. "Pendopo kini lebih open untuk masyarakat," ujarnya sambil tersenyum.

Kini, semua kenangan dan karya-karya indahnya di pendopo itu segera ditinggalkan. Namun Kang Emil mengakui sudah sejak  dulu melatih keluarganya bahwa jabatan itu hanya titipan dan sifatnya sementara.  "Betah mah secukupnya, karena hidup ini perjalanan, bukan destinasi. Itu cara saya melatih saya dan keluarga supaya tidak ada post power syndrom," ujarnya.

Kepada anak-anaknya, Kang Emil juga selalu mendidik kesederhanaan dan kemandirian. "Walaupun anak walikota, anak saya tetap naik sepeda ke kampusnya di ITB atau ngojek online. Kalau dia  mau pakai mobil, dia tidak saya belikan mobil, tapi boleh pinjam mobil bapak ibunya," tukas ayah dua anak ini.

Ruang yang paling disukai Kang Emil di pendopo, menurut dia adalah ruang tidur. "Ruang tidur saya desain sebetah mungkin. buka kamar tidur, saya langsung lupa urusan kedinasan," ujarnya tertawa kecil.

Sebab menurut dia, sebagai pejabat, urusan kedinasan nggak beres-beres sehingga membuatnya sering saya tidur di atas jam 11 malam. "Meski tidur malam, saya bangun subuh, abis sholat saya tidur lagi sedikit.  itu cara saya menjaga kebugaran agar tubuh tetap fit," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Yudho Winarto
Terbaru