UPDATE Corona di Jakarta Minggu (15/8), positif 1.182, sembuh 1.066, meninggal 17

Minggu, 15 Agustus 2021 | 17:21 WIB   Reporter: Syamsul Ashar
 UPDATE Corona di Jakarta Minggu (15/8), positif 1.182, sembuh 1.066, meninggal 17

ILUSTRASI. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti meninjau vaksinasi corona di Jakarta Jumat (6/8/2021). UPDATE Corona di Jakarta Minggu (15/8), positif 1.182, sembuh 1.066, meninggal 17.


COVID-19 - JAKARTA. Kasus baru pasien positif corona di Jakarta masih terus berfluktuasi meskipun dalam tren penurunan.

Berdasarkan update kasus corona di Jakarta yang di rilis oleh Kementerian Kesehatan pada Minggu (15/8), terdapat kasus baru pasien positif corona di Jakarta sebanyak 1.182 kasus

Kementerian Kesehatan juga mencatat jumlah pasien corona di Jakarta yang dinyatakan sembuh pada Minggu (15/8) sebanyak 1.066 pasien.

Sementara jumlah pasien corona di Jakarta yang meninggal dunia pada Minggu (15/8) sebanyak 17 orang.

Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan Minggu (15/8) saat memberikan update terkait situasi pandemi corona di Jakarta menyatakan bahwa situasi pandemi corona di Jakarta mulai menunjukkan kondisi yang semakin membaik. 

Situasi ini didasari turunnya kasus aktif corona di Jakarta. Gubernur menyebut sejak dua bulan terakhir, kasus aktif corona di Jakarta naik secara eksponensial hingga mencapai puncaknya pada tanggal 16 Juli 2021 yaitu 113.137 kasus aktif corona di Jakarta. 

Namun, dalam waktu kurang dari satu bulan, kasus aktif corona di Jakarta kini turun ke 9.881 kasus.

Menurut Gubernur, pada umumnya menurunkan kurva (kasus aktif) corona di satu wilayah memakan waktu lebih lama daripada kenaikannya. 

Namun, ia menbyebut berkat kerja keras begitu banyak pihak dan dengan dukungan kedisiplinan begitu banyak warga Jakarta, akhirnya berhasil menurunkan kurva kasus aktif corona di Jakarta kembali ke bawah 10.000 dalam waktu kurang dari satu bulan sejak puncak gelombang kedua (pada awal Juli 2021). 

"Kasus aktif corona di Jakarta bisa turun signfikan karena kita semua bisa menekan penambahan kasus baru,” terang Gubernur Anies dalam video yang diunggah di akun media sosial Sabtu (14/8).

SELANJUTNYA>>>

Dalam paparan tersebut Gubernur Anies Baswedan juga menjelaskan bahwa puncak penambahan kasus baru corona di Jakarta secara harian terjadi pada 12 Juli 2021 dengan angka 14.000 lebih kasus. 

Kini, tepat sebulan kemudian, penambahan kasus baru corona di Jakarta secara harian turun hinga 1/14-nya. Hal itu juga dikarenakan pengawasan pelaksanaan PPKM level 4 secara ketat oleh seluruh jajaran, mulai dari Forkopimda, aparat wilayah, dipadukan dengan kecepatan melacak warga yang terinfeksi agar cepat diisolasi, mampu menurunkan laju kasus baru corona di Jakarta secara harian dengan tajam dan mempengaruhi laju penularan.

Berdasarkan data dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia terkait nilai Effective Reproduction Number (Rt), perhitungan terakhir menunjukkan nilai Rt corona di Jakarta  tepat di angka 1,0 yang berarti dalam indikator ini pandemi di Jakarta sudah bisa dikatakan melandai. 

Namun Gubernur Anies mengungatkan agar warga tetap taat protokol kesehatan dan mengurangi mobilitas agar corona di Jakarta tetap terkendali.

"Artinya pandemi corona di Jakarta melandai, tapi belum benar-benar terus berkurang ke depannya. Masih ada risiko putar balik atau naik lagi, bila mobilitas penduduk Jakarta tiba-tiba kembali tinggi. Ini tentu harus kita jaga. Momentum penurunan nilai Rt harus terus dilanjutkan,” terang Gubernur Anies Baswedan.

Penurunan kasus baru, kasus aktif, dan laju penularan corona di Jakarta ini memberikan dampak signifikan pada beban fasilitas kesehatan yang berkurang. 

Sampai 12 Agustus 2021 keterisian tempat tidur isolasi pasien corona di Jakarta di rumah sakit adalah 33% dan keterisian ICU 59%. 

Saat gelombang kedua pandemi corona di Jakarta mencapai puncaknya, kapasitas fasilitas kesehatan untuk perawatan corona di Jakarta telah didorong agar naik, karena kapasitas fasilitas kesehatan berkejaran dengan jumlah pasien. 

Inilah pentingnya menahan kasus baru dan kasus aktif corona di Jakarta. Karena kapasitas fasilitas kesehatan di DKI bukannya tidak terbatas, tapi jelas ada batasnya.

SELANJUTNYA>>>

Gubernur Anies Baswedan menyebut kini beban fasilitas kesehatan di Jakarta sudah turun jauh. Bahkan, bila diperhatikan, karena beban sudah turun jauh, maka kapasitas perawatan corona di Jakarta kembali diturunkan untuk memberi ruang bagi perawatan pasien non Covid-19. 

"Sesungguhnya bila kapasitas untuk corona di Jakarta terus kita pertahankan di titik tertinggi, maka angka keterisian RS kita bisa lebih rendah dari 33% dan 59%,” tambahnya.

Penurunan beban fasilitas kesehatan ini ikut memberikan sumbangsih untuk mencegah kematian pasien corona di Jakarta lebih banyak warga sehingga membuat angka kematian pun ikut turun. 

Sejak pertengahan Juni 2021, angka pemakaman protap corona di Jakarta naik pesat hingga puncaknya di 10 Juli 2021. Pada saat itu, 400 orang dimakamkan dengan protap corona di Jakarta setiap harinya. 

Sedangkan kematian pasien terkonfirmasi corona di Jakarta sempat mencapai kisaran 200 setiap harinya. Tapi kini, angka pemakaman protap corona di Jakarta telah turun ke kisaran 50-an, dan angka kematian terkonfirmasi corona di Jakarta turun ke kisaran 40-an.

Namun Gubernur Anies Baswedan mengingatkan, bukan berarti angka 40-50-an itu hanya sekadar angka. "Mereka adalah saudara-saudara kita yang punya keluarga, punya teman yang menyayangi dan membutuhkan mereka. Setiap kematian corona di Jakarta adalah terlalu banyak, dan harus terus kita tekan ke titik terendah. Pandemi corona di Jakarta ini belum selesai, maka setiap usaha untuk menekan laju penularan terus kita dorong," tutur Gubernur Anies.

Guna menekan laju penularan corona di Jakarta, Pemprov DKI Jakarta juga masih secara konsisten mendorong jumlah tes berkali lipat dari standar WHO. Saat puncak gelombang kedua, jumlah tes di Jakarta bahkan sempat mencapai 24x lipat standar WHO. 

Kini saat pandemi corona di Jakarta sudah turun dan kebutuhan tes ikut turun, jumlah tes di Jakarta masih terus dijaga tetap tinggi, yaitu di kisaran belasan kali lipat standar WHO.

SELANJUTNYA>>>

Jumlah testing dan tracing corona di Jakarta yang tinggi ini memberikan data yang valid pada tingkat positivitas atau proporsi jumlah orang yang dideteksi positif dibanding jumlah orang yang dites. 

Tingkat positivitas yang tinggi adalah salah satu indikasi keparahan laju pandemi di suatu wilayah. Syaratnya, jumlah tes harus melebihi standar WHO, agar tingkat positivitas dianggap valid.

Di saat puncak gelombang kedua, tingkat positivitas corona di Jakarta pernah mencapai 48%. Artinya, dari 2 orang yang dites di Jakarta, salah satunya positif corona di Jakarta. 

Ini tingkat positivitas corona di Jakarta yang amat tinggi, tidak pernah terjadi sebelumnya kecuali di masa awal pandemi saat jumlah tes masih sangat sedikit. 

Namun kini, tingkat positivitas corona di Jakarta telah turun di bawah ambang maksimal 10%. Meski demikian masih harus diupayakan agar tingkat positivitas ada di bawah ambang batas ideal, yaitu 5%.

“Maka dari itu, jangan lengah, terlena, dan buru-buru ingin beraktivitas sebebasnya, meninggalkan kewajiban menjaga prokes dan mengurangi mobilitas, dan membuka ruang terhadap munculnya gelombang corona di Jakarta berikutnya, menyia-nyiakan usaha yang sudah berjalan baik. Terus waspada, terus jaga prokes, terus kurangi mobilitas, dan satu lagi, segera dapatkan vaksinasi bagi yang belum,” pesan Gubernur Anies.

Selain itu, pada bagian akhir paparan Gubernur Anies menjelaskan terkait perkembangan vaksinasi  corona di Jakarta yang turut memegang peran penting dalam pengendalian pandemi. Hingga 14 Agustus 2021, vaksinasi di Jakarta telah mencapai 8,9 juta untuk suntikan dosis pertama, dan 4,1 juta untuk suntikan dosis kedua. Artinya dosis pertama telah tercapai 100%, dan dosis 2 telah tercapai 46,8%.

Ketercapaian vaksinasi corona di Jakarta, sekaligus situasi pandemi yang membaik ini tak dapat dilepaskan peran aktif dan Kolaborasi Pemprov DKI bersama semua pihak. Maka dari itu Gubernur Anies Baswedan menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat untuk vaksinasi dan pengendalian mobilitas, serta kepada masyarakat yang konsisten menerapkan protokol kesehatan dan mengurangi mobilitasnya selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat.

Gubernur Anies Baswedan berterima kasih kepada Kementerian Kesehatan yang terus memberikan dukungan stok vaksin kepada Jakarta. Juga kepada TNI/Polri dan Kejaksaan yang bekerja erat bersama Pemprov DKI untuk mendorong vaksin, dan begitu banyak pihak termasuk swasta yang juga ikut berkolaborasi mendorong vaksinasi corona di Jakarta.

“Turunnya kasus aktif corona di Jakarta secara pesat  ini menunjukkan bahwa kita bisa menahan laju pandemi bila kita berdisiplin dan berkolaborasi, saling jaga dan saling bantu. Untuk itu dalam kesempatan ini izinkan juga saya menyampaikan terima kasih sebesarnya kepada begitu banyak pihak yang memungkinkan pengendalian gelombang kedua pandemi di Jakarta berjalan baik hingga saat ini,” tandasnya 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 3 4 Tampilkan Semua
Editor: Syamsul Azhar
Terbaru