Gubernur Anies Baswedan menyebut kini beban fasilitas kesehatan di Jakarta sudah turun jauh. Bahkan, bila diperhatikan, karena beban sudah turun jauh, maka kapasitas perawatan corona di Jakarta kembali diturunkan untuk memberi ruang bagi perawatan pasien non Covid-19.
"Sesungguhnya bila kapasitas untuk corona di Jakarta terus kita pertahankan di titik tertinggi, maka angka keterisian RS kita bisa lebih rendah dari 33% dan 59%,” tambahnya.
Penurunan beban fasilitas kesehatan ini ikut memberikan sumbangsih untuk mencegah kematian pasien corona di Jakarta lebih banyak warga sehingga membuat angka kematian pun ikut turun.
Sejak pertengahan Juni 2021, angka pemakaman protap corona di Jakarta naik pesat hingga puncaknya di 10 Juli 2021. Pada saat itu, 400 orang dimakamkan dengan protap corona di Jakarta setiap harinya.
Sedangkan kematian pasien terkonfirmasi corona di Jakarta sempat mencapai kisaran 200 setiap harinya. Tapi kini, angka pemakaman protap corona di Jakarta telah turun ke kisaran 50-an, dan angka kematian terkonfirmasi corona di Jakarta turun ke kisaran 40-an.
Namun Gubernur Anies Baswedan mengingatkan, bukan berarti angka 40-50-an itu hanya sekadar angka. "Mereka adalah saudara-saudara kita yang punya keluarga, punya teman yang menyayangi dan membutuhkan mereka. Setiap kematian corona di Jakarta adalah terlalu banyak, dan harus terus kita tekan ke titik terendah. Pandemi corona di Jakarta ini belum selesai, maka setiap usaha untuk menekan laju penularan terus kita dorong," tutur Gubernur Anies.
Guna menekan laju penularan corona di Jakarta, Pemprov DKI Jakarta juga masih secara konsisten mendorong jumlah tes berkali lipat dari standar WHO. Saat puncak gelombang kedua, jumlah tes di Jakarta bahkan sempat mencapai 24x lipat standar WHO.
Kini saat pandemi corona di Jakarta sudah turun dan kebutuhan tes ikut turun, jumlah tes di Jakarta masih terus dijaga tetap tinggi, yaitu di kisaran belasan kali lipat standar WHO.
SELANJUTNYA>>>