JAKARTA. Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat meragukan jumlah angka kemiskinan di Jakarta yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Kami akan tanya kepada BPS. Saya yakin yang miskin itu pasti ada, tapi saya tidak yakin data yang masuk ke kami tingkat kemiskinan di DKI paling rendah se-Indonesia," kata Djarot di Jakarta, Selasa (19/7).
Djarot menilai, data jumlah penduduk miskin yang meningkat milik BPS Provinsi DKI Jakarta bukan data yang valid. Artinya tidak menggambarkan kondisi kemiskinan di ibu kota. Menurutnya yang didata tidak seluruhnya warga yang memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) DKI Jakarta.
"Sekarang kalau mengenai kemiskinan di DKI, anda tahu bahwa DKI ini dihuni oleh berbagai macam penduduk dari berbagai macam daerah. Saya khawatirkan adalah data BPS itu bukan KTP Jakarta," kata Wagub.
Djarot pun meminta BPS Provinsi DKI Jakarta menyerahkan data jumlah peningkatan penduduk miskin di Jakarta yang valid ke Pemprov DKI Jakarta. Sehingga Pemprov dapat memberikan solusi tercepat mengatasi peningkatan jumlah penduduk miskin tersebut.
"Justru kalau ada data yang konkret dari BPS, kita bisa tau kalau bisa 'by name', 'by adress' kami bisa berikan kebijakan yang khusus mengangkat mereka," kata Djarot.
BPS DKI Jakarta menyatakan jumlah penduduk miskin di Jakarta mengalami kenaikan 0,14 poin. "Jumlah penduduk miskin pada bulan September 2015 mencapai 368.670 orang atau 3,61% dari total jumlah penduduk di DKI Jakarta. Pada Maret 2016, jumlah penduduk miskin meningkat menjadi 384.300 orang atau 3,75%. Artinya ada peningkatan sebesar 15.630 orang atau meningkat 0,14 poin," kata Kepala Bidang Statistik Sosial BPS DKI Jakarta Sri Santo Budi Muliatinah dalam siaran pers di Jakarta, Senin (18/7)
Dibandingkan pada Maret 2015 dengan jumlah penduduk miskin sebesar 398.920 orang atau sekitar 3,93%, maka jumlah penduduk miskin pada Maret 2016 mengalami penurunan sebesar 14.620 orang atau menurun 0,18 poin. "Peningkatan jumlah penduduk miskin di Jakarta dikarenakan terjadinya peningkatan angka garis kemiskinan pada bulan Maret 2016," kata Sri. (Susylo Asmalyah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News